NostalGame: Brigadine – Legend of Forsena
Setiap genre yang beragam di dalam dunia game memang menghasilkan pengalaman uniknya masing-masing. Action dan Platform menyediakan lompatan adrenalin sepanjang permainan, RPG memberikan pengalaman keterlibatan dan plot yang memesona, Sport dan racing menghadirkan suasana yang kompetitif, dan akhirnya strategi muncul sebagai genre yang membutuhkan kemampuan organisasi dan intelegensi. Setiap orang memang memiliki rujukan genre favoritnya masing-masing, namun jika berhubungan dengan game berkualitas, fanatisme ini seakan runtuh. Salah satu bukti yang paling nyata adalah Brigadine – Legend of Forsena.
Saya sendiri tidak terlalu yakin bahwa sebagian besar gamer yang membaca artikel ini pernah memainkan Brigadine sebelumnya. Dirlis di masa kejayaan Playstation zaman dahulu, game buatan Atlus ini memang harus diakui tampil sebagai salah satu game strategi terbaik. Mengusung pertarungan dalam skala masif dan berbagai elemen yang membutuhkan pemikiran panjang, Brigadine menjadi game yang sangat adiktif. Seperti memainkan sebuah catur kompleks dalam visualisasi yang epik.
Pada awalnya, Brigadine memang tidak mampu menarik perhatian saya bermain. Kesan pertama yang dihasilkan cukup buruk, setidaknya jika dibandingkan dengan game-game RPG dan action yang saya mainkan ketika itu. Bujukan seorang teman di masa sekolah tingkat pertama dulu lah yang kemudian membawa saya untuk menelesuri game ini lebih jauh. Setidaknya hingga saya menyadari bahwa Brigadine tampil jauh lebih baik dan dalam dibandingkan cover luarnya saja. Game seperti inilah yang seharusnya lebih banyak dikembangkan developer masa kini. Kompleks, gameplay menarik, dan adiktif.
Plot
Cerita memang memainkan peranan yang penting untuk menentukan kualitas sebuah game, sesuatu yang tidak diragukan lagi. Namun ketika Anda masih berada di masa remaja dan terpacu oleh rasa penasaran untuk memainkan sebuah game, saya yakin plot menjadi tidak terlalu berguna. Anda akan menekan skip secepatnya untuk setiap text bar yang keluar. Setidaknya itu yang saya lakukan ketika pertama kali memainkan game ini dulunya. Yang ada di otak hanyalah keinginan untuk berperang, saat ini juga.
Jika Anda menilik lebih dalam, Brigadine – Legend of Forsena ini sebenarnya memiliki plot politik dan konspirasi yang cukup kuat sebagai latar belakang. Hasutan Cador “Death Knight” kepada Zemeckis – Jenderal tertinggi pasukan Kerajaan Almekia-lah yang memulai semua kekacauan di dunia ini. Zemeckis yang diyakinkan bahwa ia sedang menghadapi tuntutan pengkhianatan oleh raja, marah, dan memutuskan untuk melakukan kudeta. Raja Henguist tewas dalam upaya ini, sedangkan sang putra mahkota – Lance melarikan diri ke Kerajaan Padstow bersama dengan pasukan yang masih loyal. Hal inilah yang kemudian memicu pertempuran besar di Forsena.
Ada kurang lebih 6 negara yang dapat dipilih dan digunakan untuk mendominasi Forsena: New Almekia, Caerleon, Norgard, Iscallo, Leonia, dan Egares Empire (dengan cheat tertentu). Masing-masing kerajaan ini tentu saja memiliki hero dan spesialisasinya masing-masing. Salah satu hal yang cukup menarik adalah bahwa posisi kerajaan juga sangat berpengaruh terhadap mudah atau sulitnya dominasi ini dilakukan.