Review Samsung Galaxy Tab 8.9: Android Andal dengan Layar Lebih Kecil
Baru-baru ini, Samsung mengeluarkan sebuah tablet dengan dimensi 10.1 inci yang telah menggunakan sistem operasi Android Honeycomb. Tablet ini memiliki bobot yang ringan dan lebih tipis jika dibandingkan dengan produk tablet Samsung sebelumnya. Tidak lama setelah itu, Samsung kembali mengeluarkan sebuah perangkat tablet dengan dimensi yang berbeda dari 10.1. Tablet baru tersebut memiliki ukuran layar 8.9 inci. Tablet ini adalah Samsung Galaxy Tab 8.9. Dengan munculnya tablet ini, lengkaplah sudah slogan tablet 78910 dari Samsung.
Saat kami pegang, Galaxy Tab 8.9 ini sepertinya tidak ada bedanya dengan Samsung Galaxy Tab 10,1 yang sebelumnya kami uji. Bahkan, setelah kami “ubek-ubek” dalamnya, kami tidak menemukan satu aplikasi pun yang berbeda dengan Samsung Galaxy Tab 10.1. Bisa dibilang, tablet yang satu ini adalah Samsung Galaxy Tab 10.1 dengan layar yang lebih kecil dan bobot yang lebih enteng. Saya pribadi lebih menyukai tablet yang memiliki layar dengan ukuran di bawah 10.1 inci.
Oleh karena tablet ini merupakan kembaran dari Samsung Galaxy Tab 10.1, tentu saja spesifikasinya juga sama, kecuali dimensi layar yang dimilikinya. System on Chip yang dipakainya sama-sama menggunakan NVIDIA Tegra 2 250 dengan prosesor dual core berkecepatan tinggi, ARM Cortex A9 berkecepatan 1 GHz. Storage internal pada sampel yang kami dapatkan ini memiliki ruang lega sebesar 16 GB. Untuk RAM-nya, Samsung memasangkan memori berkapasitas ekstra besar di tablet ini, sebesar 1 GB. Dimensi yang dimiliki tablet ini adalah 230.9 x 157.8 x 8.6 mm dengan bobot sekitar 453 gram. Selain itu, tablet ini memiliki kemampuan untuk menjelajah internet dengan menggunakan jalur koneksi internet mobile broadband 3G.
Paket Penjualan
Sebelum kita ke pembahasan yang lebih dalam, mari kita lihat dulu bagaimana paket penjualan dari Samsung Galaxy Tab 8.9 ini.
Selain tablet itu sendiri, akan ditemukan perlengkapan-perlengkapan seperti berikut ini
Sistem Operasi: Sama-sama Honeycomb 3.1
Sistem operasi yang digunakan Samsung Galaxy Tab 8.9 sama dengan yang digunakan oleh Samsung Galaxy Tab 10.1. Keduanya memakai sistem operasi Android Honeycomb versi 3.1. Sayang memang, Honeycomb 3.2 sudah beredar dan tentu saja sudah memiliki banyak bug fix yang seharusnya membuat tablet ini menjadi lebih dapat diandalkan.
Seperti standar tablet Android Honeycomb lainnya, Samsung Galaxy Tab 8.9 memiliki lima buah homescreen yang dapat dihias menurut kehendak Anda. Berbeda dengan Froyo, Anda dapat berpindah home screen dengan menekan bagian pinggir kiri dan kanan layar, sebagai alternatif gesture geser ke kiri dan kanan. Di Froyo atau Gingerbread, mungkin hal ini bisa dilakukan dengan menekan tombol titik yang ada pada bagian pinggir bawah atau atas layar saja. Berikut ini adalah ke empat homescreen yang sudah dihiasi widget oleh Samsung, selain homescreen utamanya.
Pada bagian kiri bawah terdapat tiga buah soft button (dan sebenarnya ada sebuah tombol screenshot yang tidak terlihat saat screenshot ini diambil). Pada tombol yang paling kiri, merupakan soft button back untuk kembali ke halaman sebelumnya. Soft button kedua merupakan home, agar Anda bisa kembali ke layar utama saat sedang ada di dalam sebuah aplikasi. Sedangkan yang ketiga merupakan tombol recent apps, merupakan sebuah fungsi yang menyimpan histori mengenai beberapa aplikasi yang baru saja dijalankan. Untuk mengakses menu, Anda dapat menekan soft button Apps yang ada disebelah atas kanan layar.
Layar: Capacitive yang Responsif
Layar capacitive yang dipakai oleh Samsung Galaxy Tab 8.9 memang sangat responsif, sama seperti halnya Samsung Galaxy Tab 10.1. Hal ini saya dapatkan saat bermain Inotia III, Guitar Heroes 6, dan Ninja Kaka sebagai game yang juga dapat digunakan untuk menguji responsifitas sebuah layar perangkat Android. Hasilnya sangat baik. Setiap titik pada Inotia III dan Guitar Heroes dapat ditekan dan digeser dengan waktu yang bersamaan dan tanpa kesalahan, serta sabetan pedang di Ninja Kaka tidak ada yang putus.
Hal terakhir yang saya lakukan adalah dengan pengujian yang selalu dipakai oleh banyak pengguna Android, mengetik menggunakan virtual keyboard. Saya dapat bekerja dengan sangat baik menggunakan virtual keyboard. Letak tombol setiap karakter didesain oleh Google dengan sangat baik sehingga meminimalisir terjadinya salah tekan.