[Review] Finding Nemo 3D: Pengalaman Visual yang Lebih Memukau

Cerita penuh makna dengan akhir mengharukan yang disuguhkan dalam kualitas animasi yang memukau merupakan ciri khas film karya Pixar Animation Studios. Finding Nemo merupakan salah satu film karya Pixar yang melejit di zamannya dan berhasil menyabet beragam penghargaan. Menengok kesuksesan tersebut, Walt Disney Pictures merilis ulang film animasi kelima Pixar tersebut dalam format 3D. Bagaimana hasilnya?
Perilisan ulang film lama ke dalam format 3D merupakan tren yang semakin marak berkembang. Pada bulan April 2012, Titanic 3D menyambangi sejumlah bioskop di Indonesia. Hanya saja, perubahan ke format 3D dalam film tersebut tidak menyuguhkan perbedaan pengalaman menonton yang signifikan. Kami bahkan tidak merasakan sensasi yang berbeda ketika menonton versi Titanic 3D dibanding saat dirilis pertama pada tahun 1997.

Untungnya pengalaman serupa tidak terjadi dalam Finding Nemo 3D. Walaupun tidak membuat jajaran karakter dalam film tersebut terkesan mencuat keluar dari layar, pemandangan dasar samudera yang luas beserta dengan makhluk-makhluk di dalamnya terlihat lebih indah dan memukau. Warna-warni mencolok yang menyelimuti setiap sudut layar dan pergerakan para karakter yang luwes semakin sedap dipandang.
Kisah yang menyentuh dalam kemasan yang lucu

Just in case Anda bertanya-tanya ada atau tidaknya perbedaan dari segi cerita, jawabannya “TIDAK” dan itu merupakan hal yang bagus. Finding Nemo 3D masih mengusung plot cerita yang sama. Marlin (Albert Brooks), seekor ikan badut, menyusuri samudera yang luas demi mencari anaknya, Nemo (Alexander Gould), yang ditangkap oleh seorang manusia. Dalam usaha pencariannya tersebut, Marlin dibantu oleh seekor ikan regal tang bernama Dory (Ellen DeGeneres). Tidak cukup disulitkan dengan masalah ingatan jangka pendek Dory yang buruk, petualangan Marlin kerap dihadapkan dengan beragam masalah yang menghadang dan terkadang mengancam kehidupan keduanya. Dari sergapan sekelompok ikan hiu yang ingin berteman dengan ikan lainnya hingga sengatan sekelompok ubur-ubur harus mereka lalui.
Beragam adegan dan ekspresi lucu dari sejumlah karakter menghiasi film tersebut. Namun, kekuatan cerita Finding Nemo berakar di keberanian dan pengorbanan seorang ayah (Marlin) demi menyelamatkan anaknya (Nemo). Sembilan tahun berlalu dan inti cerita tersebut masih berhasil menyentuh hati dan membuat saya terharu.


Worth it!
Dari segi cerita, memang tidak ada hal baru yang bisa Anda harapkan. Jika tahun 2003 silam Anda menyukai cerita yang disuguhkan Finding Nemo, kemungkinan besar Anda akan menyukai versi 3D-nya. Meskipun menggunakan kacamata 3D tidak begitu nyaman (bagi sebagian orang), efek 3D yang disuguhkan cukup meningkatkan keindahan pemandangan dalam setiap adegan. Kesimpulannya, Finding Nemo 3D pantas ditonton kembali. Lebih dari itu, perilisan ulang film tersebut merupakan saat yang tepat bagi Anda untuk memperkenalkan anak atau kerabat Anda kepada keindahan animasi karya Walt Disney dan Pixar.

Tanggal rilis:
5 Oktober 2012 (Indonesia)
Genre:
Animasi, petualangan, komedi
Durasi:
100 menit
Sutradara:
Andrew Stanton, Lee Unkrich
Pengisi suara:
Albert Brooks, Ellen DeGeneres, Alexander Gould, Willem Dafoe, Brad Garrett
Studio:
Walt Disney Pictures, Pixar Animation Studios