PC Gaming Murah untuk Kompetisi DotA 2
Skenario & Metode Pengujian

Setelah mencoba berbagai cara untuk mem-benchmark DotA 2, akhirnya kami menemukan sebuah metoda yang cukup mencerminkan permainan DotA 2 yang ‘berat’, yakni dengan cara memutar sebuah replay dari game terdahulu yang kami mainkan. Disini kami mencoba memainkan beberapa game yang memiliki scene teamfight terberat, menyimpan replay-nya lalu memutar balik replay 45 menit ini untuk mem-benchmark sistem kami.

Berikut ini ada video, yang bisa lebih jelas menggambarkan prosedur pengujian kami:
Di scene tersebut terdapat beberapa hero yang mempunyai skill yang termasuk cukup ‘berat’ membebani GPU dan CPU. Sebut saja Invoker yang mengeluarkan beberapa skill seperti, Tornado, meteor, EMP, dan ice path. Belum lagi Zeus yang mengeluarkan ultimate skill-nya yaitu Thundergod’s Wrath. Ultimate skill tersebut sering sekali menyebabkan penuruan framerate. Belum lagi terdapat beberapa hero yang mempunyai skill membelah diri seperti Meepo dan Anti Mage yang menggunakan item manta style yang semakin menambah jumlah objek yang ada. Oleh sebab-sebab diatas, kami rasa scene tersebut sudah cukup mewakili permainan DotA 2 yang bisa membebani PC modern.
Skenario Pengujian
Kami memulai benchmarking menggunakan tool FRAPS pada menit ke 34, lalu benchmark dijalankan selama kurang lebih 90 detik, benchmark dilakukan 5 (lima) kali. Disini kami mengambil average FPS dan minimum FPS.
Pada pengujian ini variabel yang kami ukur adalah rata-rata framerate, minimum framerate, dan juga konsumsi daya. Sayangnya, karena keterbatasan beberapa prosesor AMD yang kami uji, pengukuran suhu yang akurat tidak dimungkinkan, sehingga kami tidak melakukan pengujian temperatur CPU sama sekali.
Setting Kualitas Visual
DotA 2 tidak memiliki preset setting grafis, maka dari itu kami perlu merasa perlu mendefinisikan setting grafis yang digunakan. Sebelum itu, mari kita lihat dulu beberapa contoh efek visual yang terjadi saat opsi-opsinya dihidupkan:
*klik untuk memperbesar*
Very Low (semua opsi OFF):

+ World Lightings

+ Specular + Light bloom

+ Atmospheric Fog

+ Additive Light Pass

+ Ambient Occlusions

Kita bisa saksikan diatas bahwa sebagian besar opsi grafis pada DotA 2 akan memberi efek lighting yang membuat tampilan visualnya lebih ‘hidup’ (misal: World Lighting dan Specular & Light Bloom), ada juga opsi seperti ‘Additive Light Pass’ dan ‘Ambient Occlusion’ yang membuat pencahayaan pada game ini lebih realistik, namun setiap opsi ini tentunya akan makin membebani GPU dan juga CPU Anda.
Membuat Preset Grafis untuk Benchmark
Untuk mempermudah kami melakukan benchmark, kami membuat 3 macam setting:
1) Minimum: Disini, semua opsi grafis dimatikan, shadow & texture quality kami set pada ‘Low’, Vsync dinyalakan. Dibawah ini screenshoot-nya, *klik untuk memperbesar*

Contoh Screenshot – Minimum Detail:

2) Medium: Shadow & Texture quality diset pada ‘Medium’, beberapa efek grafis dinyalakan. Selengkapnya dibawah ini, *klik untuk memperbesar*

Contoh Screenshot – Medium Detail:

3) Maximum: Semua opsi visual dinyalakan, Shadow & Texture diset pada High. Anda bisa melihatnya dibawah ini, *klik untuk memperbesar*

Contoh Screenshot – Maximum Detail:

Jadi, kami akan melakukan semua pengujian pada tiga ‘preset’ yang kami buat ini, dari minimum, medium, hingga maximum, pada resolusi yang sama yakni 1360×768. Resolusi ini kami pilih karena menggambarkan resolusi yang masih dipakai pada kebanyakan PC kelas menengah kebawah. Perlu diketahui juga, pada semua preset detail yang kami pakai, Vsync tetap diaktifkan untuk menghilangkan screen tearing yang sangat mengganggu.
List Hardware
Kami mencoba mengumpulkan sebagian besar hardware yang ada di lab kami untuk mencoba melihat bagaimana performa mereka pada DotA 2, hardware yang berhasil kami kumpulkan adalah:
CPU (2 Thread)
Intel Pentium G3220 ‘Haswell’ LGA1150 (3 Ghz, 2C/2T)
AMD A6-5400K ‘Trinity’ FM2 (3.6 – 3.8Ghz, 2C/2T)
CPU (>2 Thread)
Intel Core i3-3220 ‘Ivy Bridge’ LGA1155 (3.3 Ghz, 2C/4T)
Intel Core i3-4130 ‘Haswell’ LGA1150 (3.4 Ghz, 2C/4T)
Intel Core i5-4430 ‘Haswell’ LGA1150 (3 – 3.2Ghz, 4C/4T) *hanya sebagai pembanding*
AMD A10-7850K ‘Kaveri’ FM2+ (3.7 – 4Ghz, 4C/4T) *hanya sebagai pembanding*
AMD A10-5800K ‘Trinity FM2 (3.8-4.2 Ghz, 4C/4T)
AMD A8-6600K ‘Richland FM2 (3.9-4.2Ghz, 4C/4T)
AMD FX-6300 ‘Vishera’ AM3+ (3.6 – 4.1 Ghz, 6C/6T) *hanya sebagai pembanding*
VGA (IGP)
AMD Radeon HD 7660D (A10-5800K)
AMD Radeon HD 8570D (A8-6600K)
AMD Radeon HD 7540D (A6-5400k)
AMD Radeon R7 (A10-7850K) *hanya sebagai pembanding*
Intel HD Graphics 4400 (Core i3-4130)
Intel HD Graphics 4600 (Core i5-4430) *hanya sebagai pembanding*
Intel HD Graphics 2500 (Core i3-3220)
Intel HD Graphics ‘Haswell’ (Pentium G3220)
VGA (Add-on)

ASUS NVIDIA GeForce GT 630 64-bit 2GB GDDR3 (GPU/Mem – 900/900)
DA NVIDIA GeForce GT 640 64-bit 1GB GDDR5 (GPU/Mem – 1046/1253)
Zotac GeForce GTX 750 1GB GDDR5 (GPU/Mem – Max. Boost 1150 / 1252) *hanya sebagai pembanding*
Sapphire AMD Radeon HD 6570 1GB GDDR3 (GPU/Mem – 650 / 667)
DA AMD Radeon HD 7730 2GB GDDR3 (GPU/Mem – 800/800)
MSI AMD Radeon HD 7730 1GB GDDR5 (GPU/Mem – 800/1125)
Sapphire AMD Radeon R7 260X 1GB GDDR5 (GPU/Mem – 1050 / 1500) *hanya sebagai pembanding*
RAM

Team Elite 2x2GB DDR3-1600 CL11-11-11-28 1.5V
Motherboard

LGA1155: MSI H61M-P32
LGA1150: MSI H81M-E33
AMD FM2/FM2+: MSI A78M-E35
AMD AM3+: MSI 760GM-P34(FX)
Harddisk Drive
WDC Blue 500GB
PSU
FSP Hexa 400W 80 Plus
Catatan mengenai Hardware
Fokus Utama: Hardware Berharga Terjangkau
Salah satu tujuan utama pembuatan artikel ini adalah mencari berbagai kombinasi hardware murah yang bisa menjalankan DotA 2 pada detail rendah di framerate yang nyaman. Untuk itu, kami memfokuskan pemilihan hardware pada kelas low-end, walau ada beberapa hardware kelas menengah yang kami masukkan, hanya sebagai pembanding.
Pemilihan RAM DDR3-1600C11 2x2GB
Sekali lagi, karena pemilihan hardware yang dititikberatkan pada kelas low-end, kami dengan sangat terpaksa memilih memori berkonfigurasi 2 x 2 GB kit dengan kecepatan DDR3-1600, karena harganya paling masuk akal dibandingkan memori 2 x 4 GB kit. Selain itu, kami tidak menemukan memori 2 x 2 GB Kit dengan kecepatan tinggi (2133Mhz++). Disini, Team Elite 2x2GB yang kami pilih merupakan salah satu memori DDR3-1600 4GB dual-channel kit yang price/performancenya baik di kelasnya, tidak lupa juga memori kit ini memiliki setting SPD (Serial Presence Detect) pada kecepatan DDR3-1600 CL11, membuat banyak user tidak perlu lagi men-setting memori-nya lewat BIOS.
Sayangnya, bagi AMD APU Richland/Trinity/Kaveri, penggunaan kecepatan RAM ‘hanya’ DDR3-1600 ini akan sedikit membuat performa para APU tersebut kurang optimal, karena AMD APU sangat-sangat sensitif dengan kecepatan memori sistem, seperti yang pernah kami uji disini, dan disini. Jadi, penggunaan kecepatan DDR3-1600 ini bukan untuk sengaja ‘mengebiri’ performa AMD APU yang digunakan untuk test, hanya saja kami tidak berhasil menemukan memori 2 x 2 GB kit murah dengan kecepatan tinggi (1866Mhz keatas).
Sebagai catatan tambahan, kami menemukan ada satu setup yang tidak memungkinkan penggunaan kecepatan DDR3-1600, yakni setup Pentium G3220 dan chipset Intel H81. Disini, kecepatan RAM hanya ada pada DDR3-1333.
Penggunaan HSF Default
Semua prosesor yang digunakan disini menggunakan HSF defaultnya. Seperti yang kami tulis diatas, pertimbangan utama adalah harga. Penambahan HSF 3rd-party akan memberikan tambahan harga yang cukup signifikan bagi PC murah ini.
Target Harga Sistem: Ditekan Serendah Mungkin
Untuk PC Gaming murah ini, kami berusaha menekan harga serendah mungkin. Target harga PC ini (hanya komponen PC-nya beserta casing) harus berharga Rp 3.5 juta hingga maksimal Rp 3.8 juta saat artikel dirilis.
Baik, mari menuju pengujian di halaman berikutnya!















