Mega Test: 13 Memori DDR3 8GB Kit untuk AMD APU

Reading time:
July 26, 2014

Platform Uji

Testbed

Berikut ini platform yang kami gunakan sebagai testbed memori kali ini:

  • Prosesor: AMD A10-7850K ‘Kaveri’
  • Motherboard: Gigabyte F2A88XN-WiFi
  • VGA: Integrated Radeon R7 (512 Stream Processor)
  • SSD: Kingston HyperX 3K 120GB
  • Case+PSU: CoolerMaster Mini 110 + 200W PSU
  • CPU Cooler: Stock AMD APU Heatsink
  • OS: Windows 7 SP1 64-bit Ultimate

Kami memilih APU A10-7850K ‘Kaveri’ karena inilah solusi APU dengan IGP terkuat saat ini. Pastinya, APU Kaveri akan membutuhkan bandwidth memori yang besar untuk beroperasi dengan optimal. Selain itu, APU Kaveri juga merupakan APU pertama dari AMD yang mendapatkan dukungan kecepatan DDR3-2400 secara resmi. Kemudian, kami juga memilih Gigabyte F2A88XN-Wifi karena kami sudah pernah mencoba melakukan overclocking Kaveri dengan motherboard tersebut, dan kami cukup menyukai berbagai pilihan setting RAM yang diberikan, seandainya harus men-set memori secara manual.

Kami menempatkan sistem ini dalam sebuah casing miniITX mungil CoolerMaster Mini 110. Tidak ada alasan tertentu, hanya saja kami berpikir seandainya ada pengguna menggunakan sistem gaming mITX berbasis APU tanpa ada opsi menggunakan GPU add-on(karena casingnya kecil), pastinya mereka akan membutuhkan performa RAM yang mumpuni.

Yang terakhir, karena kami menggunakan stock HSF AMD Kaveri, kami mematikan fitur AMD Turbo Core pada semua pengujian yang berlangsung. Ini berarti APU A10-7850K kami akan berjalan konstan pada kecepatan 3.7Ghz. Turbo dimatikan supaya tidak ada fluktuasi frekuensi CPU saat menangani berbagai kondisi load. Power management pada Windows pun diset pada High Performance.

 

Benchmark

Pada Round-Up Test RAM kali ini, benchmark yang kami gunakan adalah:

3DMark11 – Physics Score

3DMark11Physics

3DMark11 merupakan sebuah 3D Benchmark berbasiskan API DirectX 11. Ada beberapa skor yang diberikan oleh benchmark ini, antara lain

  • 3DMark 11 Graphics Score : Merupakan hasil skor yang menunjukkan kemampuan GPU pada sistem dalam me-render 4(empat) buah game Test. Skor ini hampir tidak dipengaruhi CPU(Kecuali pada penggunakan GPU high-end atau Multi-GPU)
  • 3DMark 11 Physics Score merupakan hasil dari pengukuran 3Dmark11 akan kecepatan CPU dan RAM dalam memproses simulasi perhitungan physics dengan Bullet Open Source Physics Library. Skor ini hampir tidak dipengaruhi oleh GPU.
  • 3DMark 11 Score (atau Total Score): Merupakan hasil perhitungan keseluruhan, akumulasi dari Graphics Score, Physics Score, dan Combined Score.

Karena pengujian yang kami lakukan difokuskan pada komunikasi CPU dan RAM, kami hanya menggunakan Physics Score.

 

3DMark Cloud Gate

3DMark CLoudGates

3DMark Cloud Gate adalah sebuah benchmark 3D yang akan menguji kemampuan kartu grafis anda dalam menangani Direct3D 11 feature level 10_0 (ekivalen dengan API DirectX 10). Berdasarkan beberapa pengujian kami sebelumnya, beban grafis yang diberikan Cloud Gate cocok untuk pengujian berbagai solusi grafis terintegrasi. Disini kami akan menampilkan Total Score dari 3DMark Cloud Gate, nilai yang lebih tinggi mencerminkan kemampuan pengolahan grafis yang makin baik. Karena performa RAM juga menentukan performa grafis, akan terlihat siapa memori yang bisa membantu APU untuk mencapai kinerja maksimalnya.
Game – GRID 2 (High, 1920x1080p, 2x FSAA)

Grid2

Untuk pengujian real-life application, kami memilih game GRID 2. Game ini cukup memberikan beban pada kartu grafis, dan juga memiliki benchmark internal yang memudahkan proses benchmarking. Sama halnya dengan benchmark 3DMark Cloud Gate, RAM yang berkinerja tinggi akan membuat IGP pada APU bekerja dengan optimal, lalu memberi pencapaian FPS(frame per second) lebih tinggi pula. Kami menjalankan game ini pada setting preset detail High, Resolusi 1920×1080, serta menghidupkan 2x Anti-aliasing.

 

 

Ruang Lingkup Pengujian

Seperti yang kami ungkap di halaman pertama, pengujian RAM dapat melibatkan beragam parameter dan variabel yang cukup rumit, untuk itu kami memfokuskan semua pengujian pada aspek performa. Berikutnya, semua setting memori saat pengujian performa ini harus sesuai dengan spesifikasi RAM tersebut, baik di boks maupun di website.

Berikut ini 2(dua) parameter yang kami uji:

1. Performance dalam keadaan normal( SPD)

SPD(Serial Presence Detect) adalah sebuah informasi dalam modul memori, yang gunanya untuk memberikan akses bagi motherboard untuk mengambil berbagai informasi memori seperti frekuensi, timing, dan voltase, untuk di-load ketika sistem melakukan POST(power-on self-test).

Spesifikasi SPD pada modul RAM belum tentu merupakan spesifikasi yang tertera pada kemasan, karena nilai SPD ini biasanya dikonfigurasi cukup rendah untuk meminimasi masalah kompatibilitas. Selain itu, Nilai pada SPD biasanya mengikuti standardisasi tertentu, seperti Standar JEDEC yang umum digunakan. Nilai SPD standar JEDEC bisa kita temui pada modul RAM yang memiliki nilai SPD DDR3-1333 CL9-9-9-24, atau nilai SPD DDR3-1600 CL 11-11-11-28.

Profil SPD ini yang menentukan kecepatan memori ketika kita tidak melakukan perubahan apapun di BIOS (nilai SPD ini akan tetap di-load setelah kita melakukan Clear CMOS), dan bagi sebagian besar pengguna yang enggan menyalakan profil XMP-nya pada BIOS, nilai SPD ini akan menjadi nilai kecepatan RAM mereka sehari-hari.

Ya, bahkan di tahun 2014 ini kami masih menemukan pengguna yang mengeluarkan dana ekstra untuk membeli memori ber-XMP, namun enggan menyalakannya – Ini sebabnya profil SPD tetap kami nilai. bagi user yang tidak menyalakan XMP, kecepatan SPD yang tinggi akan berguna bagi mereka.

 

2. Performance saat XMP(Xtreme Memory Profile)

Faktor yang memiliki bobot paling besar dalam uji perbandingan ini ada pada performa memori saat XMP dihidupkan, karena biasanya kecepatan XMP akan sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada kemasan.

 

Prosedur pengujian

1) RAM Dipasang ke sistem, BIOS di-‘Load Optimized Default’ (share memori VGA diset otomatis ke 512MB)dengan keadaan RAM hanya pada SPD, lalu AMD Turbo Core dimatikan. Benchmark 3DMark 11 Physics dilakukan.

2) Restart, lalu XMP Profile di-load di BIOS(semua setting lain DEFAULT).

3) Jika Profile XMP GAGAL boot dengan baik, setting RAM akan dimuat secara MANUAL. Setting manual dilakukan berdasarkan rating memori tersebut dilabel, yakni:
-CAS Latency(tCAS)
-RAS-to-CAS Delay(tRCD)
-Row Precharge Delay(tRP)
-tRAS
-CMD Rate (jika ini tidak dispesifikasi, normalisasi dilakukan ke 2T)
-Voltage DIMM
– Setting lain(secondary timing dan tertiary timing) AUTO

4) Test stabilitas dengan LinX 0.6.4 (Linpack) dijalankan dengan beban tes 7000MB untuk menguji kestabilan ram selama 15 menit, jika test kestabilan FAIL maka pengujian RAM tidak akan dilanjutkan.

5) Seluruh DRAM Timing (dari Main hingga Secondary Timing) dicatat pada AIDA64

6)Sistem di-restart, RAM masih dalam keadaan XMP, Benchmark dijalankan. Benchmark yang dijalankan adalah:
Synthetic: 3DMark11 Physics score dan 3DMark Cloud Gate
Game Test: GRID 2 pada High Detail, 1920×1080, 2x Anti-aliasing

 

Parameter yang Tidak Dinilai

Kami pernah katakan di halaman pertama, bahwa aspek yang bisa dinilai pada sebuah RAM cukup melimpah. Lalu mengapa kami tidak memperhitungkan berbagai faktor tersebut? Aspek-aspek tersebut sulit untuk dinilai secara obyektif, atau dengan kata lain: sulit dikuantifikasi. Berikut ini penjelasan kami mengapa sekian banyak aspek dibawah ini tidak dinilai:

1) Overclockability

RAM berperforma tinggi identik dengan tindakan overclocking, dan banyak yang membeli memori mahal hanya supaya bisa mendapatkan hasil overclocking memori yang lebih baik. Mengapa tidak kami nilai? Karena overclockability dari sebuah memori kadang bergantung pada kualitas dan jenis chip(IC) yang digunakan. Pada sebuah Produk RAM yang sama, bisa saja terdapat variasi kualitas IC yang akan menyebabkan perbedaan pencapaian overclock. Atau bisa juga sebuah tipe memori sama namun dibuat dengan jenis IC yang berbeda(misalnya karena shortage dari jenis IC tertentu). Selain itu, banyak faktor lain yang mempengaruhi tingkat overclock RAM, misalnya saja limitasi kemampuan dari memory controller yang dipakai, lalu bisa juga limitasi Base Clock(BCLK) pada sebuah platform membuat setting memori clock tinggi tidak dimungkinkan(misal: platform Intel Sandy Bridge).

Ini membuat kami memutuskan untuk tidak memasukkan overclockability dalam penilaian, dan hanya menjalankan memori pada kecepatan sesuai dengan spesifikasi kemasan.

2) Perlengkapan

Umumnya pada sebuah pengujian komponen hardware, perlengkapan ekstra yang menyertai komponen utama akan dinilai. Namun pada komponen memori, tidak ada perlengkapan lain yang umumnya menyertai modul memori, kecuali misalnya kipas pendingin, dan beberapa stiker.  Jadi, disini kami mengabaikan aspek perlengkapan.

3) Penampilan dan Ukuran 

Mengingat kebanyakan RAM memiliki spesifikasi serupa, tak jarang ada pengguna yang menyukai modul memori tertentu karena terlihat ‘garang'(seperti Kingston HyperX Beast), atau juga memberi kesan ‘mewah'(misalnya Corsair Dominator Platinum). Sayangnya penampilan merupakan hal yang sangat subjektif dan penilaiannya sangat bergantung pada preferensi pengguna. Begitu pula dengan ukuran tinggi modul memori. Ada yang menyukai memori low-profile seperti Apacer Armor, ada pula yang senang dengan bentuk unik heatpipe dari Apacer ARES meski tingginya diatas rata-rata ukuran modul lain.  Intinya kedua faktor ini tidak dapat dikuantifikasi, sehingga tidak masuk dalam kriteria penilaian.

4) Konsumsi Daya 

Pada pengujian kartu grafis atau prosesor, pengukuran suhu dan konsumsi daya menjadi salah satu aspek penting. Sayangnya, dengan kisaran tegangan memori di perbandingan ini ada pada 1.5V ke 1.65V, akan agak sulit melihat perbedaan signifikan pada konsumsi daya sistem antara memori yang berjalan di 1.5V dan memori yang berjalan di 1.65V, sehingga konsumsi daya diabaikan.

 

Load Comments

Gadget

March 5, 2024 - 0

Review vivo V30: Lebih Murah, Lebih Kencang dan Irit dengan Snapdragon + 3 Kamera 50 MP

vivo V30 , smartphone ini juga dibawa vivo hadir resmi…
March 5, 2024 - 0

Review realme 12 Pro+ 5G: Smartphone Berkamera Tele Periscope Paling Murah!

Kalau kalian mencari smartphone mid range dengan kamera telephoto terbaik…
January 26, 2024 - 0

Review vivo Y100 5G: Desain Premium, AMOLED 120 Hz, 5G, Snapdragon BARU!

vivo Y100 5G, ini adalah smartphone terbaru dari jajaran vivo…
December 30, 2023 - 0

Review CMF Watch Pro: Smartwatch dengan Layar 1,96 Inci AMOLED dan Desain Unik

CMF Watch Pro dibanderol dengan harga Rp1.149.000. Dengan harga tersebut…

Laptop

March 7, 2024 - 0

Review MSI Prestige 13 AI EVO A1M: Laptop AI PC Super Tipis, Ringan, Kencang & Irit!

Bodi MSI Prestige 13 AI EVO A1M Form Factor Clamshell…
March 6, 2024 - 0

Review Axioo Hype 5 AMD: Laptop 5 Jutaan Sekencang & Selengkap Ini?

Bodi Form Factor Clamshell Material Polycarbonate Warna Blue Terlihat kalau…
March 5, 2024 - 0

Review ASUS Vivobook Pro 16X OLED K6604: Laptopnya Kreator Profesional!

Bodi dan Desain Form Factor Clamshell Material Aluminium untuk punggung…
February 6, 2024 - 0

Rekomendasi Laptop Premium dari HP – Mulai 10 Jutaan

Di Video rekomendasi kali ini, kami coba pilihkan untuk kalian…

Gaming

March 7, 2024 - 0

Bukan CGI, Dragon’s Dogma 2 Gunakan Video Daging Asli untuk Animasi Memasak

Apalah arti sebuah game petualangan yang tidak mampu memberikan Anda…
March 7, 2024 - 0

Frostpunk 2 Rilis Juli 2024

Membangun kota seindah dan seefektif mungkin, menatanya serapi yang Anda…
March 7, 2024 - 0

The First Berserker: Khazan Pamer Gameplay Baru, Rasa Souls

Sulit untuk membantah bahwa teaser perdananya di The Game Awards…
March 7, 2024 - 0

Persona 3 Reload Dapat “The Answer”, Rilis Berbayar di September 2024

Apa yang berhasil dilakukan oleh ATLUS dan tim Persona dengan…