Mega Test: 13 Memori DDR3 8GB Kit untuk AMD APU
Hasil Pengujian
*prosedur lengkap pengujian bisa ditemukan pada halaman 2 – seluruh pengujian dilakukan oleh Reza Afrian Ramadhan*
Kestabilan

Semua memori di tes round-up mengawali pengujian dengan test kestabilan. Kami menggunakan software LinX 0.6.4 untuk menguji kestabilan memori dengan setting memory usage kurang lebih pada 7000 MB dan menjalankannya selama 15 menit.
Tidak ada masalah berarti yang kami temui dalam pengujian ini, semua memori yang ada di pengujian kami dapat melewati uji kestabilan dengan mudah.
Performance – SPD
Pengujian performa yang pertama adalah pengujian performa pada saat ‘load optimized defaults’, dengan kata lain, memori hanya akan beroperasi pada kecepatan sesuai SPD, dan kemungkinan belum berjalan sesuai dengan spesifikasi sesuai kemasan. Meski demikian, performa pada saat SPD tetap kami nilai(meski kecil, hanya 10% dari total bobot penilaian) karena performa SPD akan tetap menggambarkan performa memori ketika performance profile seperti XMP belum dinyalakan.
Benchmark yang kami pilih adalah 3DMark11 Physics Test, yang akan menguji kecepatan CPU dan RAM dalam memproses simulasi perhitungan physics dengan Bullet Open Source Physics Library. Skor physics test ini hampir tidak dipengaruhi oleh GPU, dan hampir sepenuhnya tergantung pada kecepatan prosesor dan RAM.
Berikut hasil pengujiannya:

Tidak heran jika Kingston HyperX FURY 1866 mendapat performa tertinggi dalam keadaan default, memori yang satu ini sudah berjalan pada kecepatan penuh(DDR3-1866 CL10) tanpa perlu me-load profil apapun! Posisi berikutnya diraih oleh Avexir Core Series 1600C9 dan Apacer Armor 1866C11, mereka mendapat nilai diatas rata-rata karena penggunaan modul double-sided, yang membuat performa tinggi meski SPD mereka hanya ada pada DDR3-1600C11.
Dibawah Avexir dan Apacer, ada Patriot Viper 3 2400 C11. Meski Patriot Viper menggunakan konfigurasi single-sided, namun nilai SPDnya diset pada DDR3-1600 9-9-9-24, lebih kencang dari RAM-RAM lain yang nilai SPD-nya DDR3-1600 C11 (Team Vulcan 2133,GSkill Ripjaws & Ares, dan HyperX Predator). Lima memori terakhir mendapat posisi bawah karena nilai SPD-nya diset pada angka yang agak rendah, yakni DDR3-1333 C9 (Corsair, Adata, Team Zeus 1600 dan Team Vulcan 2400).
Performance – XMP
Pengujian performa berikutnya dilakukan saat memori berada pada kecepatan maksimalnya, melalui load profile XMP(atau ada juga yang berjalan pada kecepatan maksimalnya dari keadaan default, seperti Kingston HyperX Fury). Benchmark yang dilakukan adalah sebagai berikut:
3DMark11 Physics

Pada benchmark 3DMark11 Physics Test yang cukup memory-intensive, memori yang kencang akan membantu prosesor melakukan simulasi perhitungan physics. Pada pengujian ini, memori Apacer Armor 1866C11 mendapat posisi teratas, mengalahkan beberapa memori lain yang frekuensinya lebih tinggi. Hal ini terjadi karena apacer Armor 1866C11 menggunakan desain double-sided, sehingga performanya lebih baik dari memori lain yang menggunakan desain single-sided. Efek penggunaan modul double-sided juga terjadi pada Avexir Core Series 1600C9, yang mendapat performa jauh lebih dari beberapa DDR3-1600 lainnya, dan bahkan sempat mengalahkan memori DDR3-2133.
Memori yang menarik berikutnya adalah Corsair Vengeance DDR3-2133C9, yang bisa bersaing dengan DDR3-2400 berkat timingnya yang ketat (9-11-11).
3DMark Cloud Gate

3DMark Cloud Gate merupakan benchmark 3D yang menguji kemampuan sistem grafis dengan API Direct3D 11 Feature Level 10_0 (ekivalen dengan DirectX 10). Mengingat kartu grafis terintegrasi yang digunakan pada uji perbandingan ini menggunakan memori utama untuk digunakan sebagai video RAM, tentunya performa memori sistem yang kencang akan turut membantu performa sistem grafis. Pengujian 3DMark Cloud Gate didominasi oleh memori berfrekuensi tinggi. Terlihat Team Vulcan 2400C11, ADATA XPG 2400C11, Patriot Viper 2400C11, hingga HyperX Predator 2400C11 menduduki keempat peringkat teratas, disusul oleh Corsair Vengeance Pro 2133C9 yang merupakan DDR3-2133 tercepat pada pengujian ini. Keunggulan modul memori double-sided seperti Apacer ARMOR 1866C11 dan Avexir Core Series 1600C9 cukup terlihat diantara memori sekelasnya yang menggunakan frekuensi sama, namun belum cukup untuk mengungguli memori berfrekuensi lebih tinggi seperti yang terlihat pada pengujian 3DMark 11 Physics.

Pencinta game racing pastinya mengenal GRID 2. Game besutan Codemasters ini memiliki tampilan visual yang menawan, dan juga bisa memberikan beban yang cukup kepada sistem grafis dan juga pada prosesor. Pengujian GRID 2 menunjukkan urutan yang mirip dengan pengujian 3DMark Cloud Gate, dimana semua memori berfrekuensi tinggi mendapat posisi teratas. Diantara semua kit DDR3-2400, Patriot Viper 2400C11 mendapat posisi tertinggi dengan perbedaan sangat tipis dibanding pesaing terdekatnya, yakni ADATA XPG 2400C11. Di kelas DDR3-2133Mhz, Corsair Vengeance DDR3-2133C9 dan Team Vulcan DDR3-2133CL10 mendapat nilai yang sama. Lalu, sama seperti pengujian 3DMark Cloud Gate, baik Apacer Armor DDR3-1866C11 dan Avexir Core Series DDR3-1600C9 mendapat posisi terbaik diantara memori yang berfrekuensi sama berkat penggunaan modul double-sided.
Yang menarik untuk dilihat adalah dibanding dengan memori berkecepatan standar(DDR3-1600 CL 11-11-11), penggunaan memori berkecepatan tinggi seperti DDR3-2400 dapat memberikan performa gaming pada GPU terintegrasi yang meningkat hingga 20%!