Uji Performa DOTA 2 di VGA Intel HD Graphics 530 “Skylake”
DOTA 2 memang menjadi game fenomenal dalam kurun waktu beberapa tahun ini. Bermarkas di portal distribusi game online Steam, DOTA 2 menjelma menjadi salah satu game MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) paling populer sekaligus paling banyak dimainkan setiap harinya. Tidak sampai disitu saja, kompetisi DOTA 2 tingkat dunia, The International, sukses menarik perhatian jutaan pemain dari seluruh dunia untuk berkompetisi memperebutkan total hadiah yang mencapai lebih dari US$ 18 juta di tahun 2015 ini.
Berdasarkan spesifikasi minimum yang tercantum pada halaman Steam, DOTA 2 tidak membutuhkan spesifikasi sistem terlalu tinggi untuk memainkannya. Akan tetapi perlu diingat, pada tingkat kompetitif dibutuhkan sistem yang mampu menghasilkan tingkat minimum frame rate setidaknya sebesar 45 fps. Dengan tingkat frame rate seperti itu seharusnya pemain tetap dapat mempertahankan ritme permainan terbaik mereka, bahkan pada saat pertandingan sedang mencapai kondisi puncak. Alhasil resiko mengalami kekalahan akibat performa sistem kurang maksimal dapat diminimalisir. Sejumlah pengujian kami beberapa waktu lalu memperlihatkan jika DOTA 2 cukup membutuhkan prosesor dual core kencang setidaknya sekelas Intel Pentium Haswell. Lalu bagaimanakah untuk komponen graphics card? Apakah dibutuhkan sebuah graphics card discrete untuk memainkan DOTA 2 atau cukup menggunakan graphics card terintegrasi yang didapatkan bersamaan dengan saat pengguna membeli prosesor?
Kemampuan graphics card terintegrasi adakalanya dipandang sebelah mata pada saat menangani aplikasi game terutama keluaran terbaru. Padahal dengan penggunaan resolusi gambar beserta setting kualitas grafis secara tepat, graphics card terintegrasi masih mampu menunjukkan “taringnya”. Bahkan seiring pesatnya perkembangan teknologi, graphics card discrete di kelas entry level secara perlahan perannya mulai mampu diambil alih oleh graphics card terintegrasi. Pengurangan biaya pembuatan sistem sekaligus menjadi lebih irit daya merupakan keuntungan tersendiri saat menggunakan graphics card terintegrasi.
Melanjutkan pengujian performa Intel HD Graphics 530 pada prosesor Skylake, kami akan mengajak Anda untuk melihat kemampuan graphics card terintegrasi generasi terbaru tersebut dalam menangani game MOBA populer, DOTA 2. Tentu saja Intel HD Graphics 530 akan ditemani sejumlah saudara terdekatnya seperti HD Graphics 4600 dan juga Iris Pro Graphics 6200. Setangguh apakah kemampuan sejumlah graphics card terintegrasi tersebut dalam memenuhi tuntutan “kejam” dari game DOTA 2 yaitu mendapatkan nilai minimum frame rate sebesar 45 fps. Silahkan nikmati sajian kami berikut ini.
Platform Pengujian DOTA 2 di VGA Intel HD Graphics 530
Metode Pengujian
Untuk menguji performa graphics card pada game DOTA 2, kami melakukan load data rekaman permainan yang pernah kami lakukan. Kami mencoba sejumlah ronde permainan untuk mendapatkan skenario teamfight paling berat, menyimpan file replay permainan selam 45 menit tersebut, dan menggunakannya untuk mengukur performa dari sistem kami.
Pada sesi pengujian kali ini, kami menggunakan versi DOTA 2 seperti terlihat pada gambar di atas.
Rekaman video di atas merupakan gambaran skenario pengujian kami pada game DOTA 2. Pada scene tersebut terdapat sejumlah hero dengan skill tergolong “cukup berat” dalam membebani prosesor dan graphics card pada saat di eksekusi. Sebut saja Invoker yang mengeluarkan beberapa skill seperti Tornado, Meteor, EMP, dan Ice Path. Terdapat pula Zeus dengan ultimate skill Thundergod’s Wrath. Ultimate skill tersebut sering sekali menyebabkan penuruan frame rate. Belum lagi terdapat hero lain dengan skill membelah diri seperti Meepo dan Anti Mage yang menggunakan item Manta Style yang semakin meramaikan jumlah objek yang ditampilkan pada layar. Oleh karena itu, scene tersebut tergolong cukup mewakili kondisi permainan DOTA 2 yang sanggup membebani sistem modern.
Skenario Pengujian
Kami mengukur performa menggunakan aplikasi FRAPS pada menit ke 30 dan benchmark dijalankan selama kurang lebih 90 detik dan diulang sebanyak 5 (lima) kali. Pada pengujian kali ini, kami mengambil data Minimum FPS (Frame per Seconds) dan juga Average FPS. Seperti yang kita ketahui, tingginya minimum FPS sangat menentukan terutama pada game seperti ini. Adegan perang secara intens sanggup menurunkan nilai FPS hingga tingkat yang dapat mengganggu permainan. Bayangkan jika Anda sedang asyik bertempur dan tiba-tiba terjadi penurunan FPS. Bukan tidak mungkin Anda menjadi sulit mengendalikan hero yang Anda mainkan dan beresiko menyebabkan kekalahan. Oleh karena itu untuk sebuah competitive scene pada game DOTA 2, kami mengambil batas paling rendah FPS pada angka 45 FPS.
In-Game Graphics Setting
Untuk mempermudah pengujian pada game DOTA 2, kami menggunakan 3 jenis pengaturan grafis seperti tercantum di bawah ini. Kami juga mengaktifkan fitur VSync triple buffer untuk mendapat frame rate yang nyaman selama permainan.
Low Detail
Medium Detail
High Detail
Graphics Resolution
Pengujian kali ini melibatkan tiga setting resolusi gambar yaitu 1360×768 piksel, 1600×900 piksel, dan 1920×1080 piksel.
- Pembukaan & Persiapan Pengujian
- Hasil Pengujian: 3DMark & DOTA 2 (1360x768)
- Kesimpulan