Review Prosesor AMD RYZEN 7 1800X

Reading time:
March 2, 2017

Kesimpulan

Performance – Synthetic Benchmark + Real-World Application

21_Overall_1

Secara keseluruhan, pada aplikasi benchmark sintetis dan real-world yang CPU-intensive, Ryzen 7 1800X menunjukkan performa nyaris identik dengan Intel Core i7-6900K, dan bahkan kadang melebihinya. Secara khusus, Ryzen 7 1800X cukup banyak menunjukkan performa mengagumkan pada skenario multi-thread, walau pada skenario single-thread, seperti Cinebench R15, ia harus rela berada 5% di bawah Core i7-6900K.

Salah satu yang menarik perhatian kami adalah skor Memory Read Bandwidth dan Memory Latency yang ada di Ryzen. Meski sama-sama menggunakan konfigurasi DDR4-2666, Memory Latency yang ada di AMD Ryzen cukup longgar. AMD sendiri mengatakan bahwa software AIDA masih memiliki masalah dalam mengenali Cache & RAM Latency di Ryzen, sehingga jika benar ada update untuk hal ini, kami akan mengujinya kembali di masa mendatang.

Berbicara performance scaling dari RAM, review kami menggunakan 2 konfigurasi RAM:

  • Corsair Vengeance – DDR4-2933 2x8GB (Dual-channel, 1-DIMM per channel, total 2 Modul DIMM)
  • G.Skill TridentZ – DDR4-2666 4x8GB (Dual-channel, 2-DIMM per channel, total 4 Modul DIMM)

 

Kami mendapati bahwa mode DDR4-2666 dengan 4-DIMM dual-channel memberikan hasil sedikit lebih tinggi dari DDR4-2933 2-DIMM dual-channel pada kebanyakan aplikasi (kecuali bench sintetis AIDA64). Kami berasumsi ini mungkin terjadi karena ‘rank-interleaving‘ yang terjadi di mode dual-channel 4-DIMM, dan ada beberapa aplikasi yang kami uji memanfaatkan ekstra performa dari rank-interleaving tersebut. (Ini juga terjadi di beberapa konfigurasi RAM dari masa DDR3, di mana penggunaan 4-DIMM single-rank memiliki access time sedikit lebih tangkas dari 2-DIMM single-rank).

Ini sebabnya, kami lebih banyak menggunakan mode 4-DIMM dual-channel ini pada pengujian kami (terutama bagian gaming, di mana GTX 980 Ti hanya diuji di mode 4-DIMM).

Gaming Performance

21_Overall_2_Game

Pada skenario gaming dengan Radeon RX 480 di 1080p, Ryzen 7 1800X lagi-lagi menunjukkan bahwa ia memiliki performa sekelas dengan Core i7-6900K, dan bahkan menunjukkan di pembacaan 99th percentile FPS ia unggul dari Core i7-6900K,

Sementara di GTX 980 Ti pada skenario 1080p high-refresh rate gaming, Ryzen 7 tertinggal sekitar 4% hingga 17% dari Core i7-6900K, bergantung pada game apa yang digunakan. Kami berasumsi bahwa beda terjauh (seperti pada Civilization VI) di Ryzen bisa jadi disebabkan oleh kombinasi performa single-threaded yang sedikit di bawah Core i7-6900K, ditambah perbedaan memory bandwidth yang ada. Ini tentunya perlu ditelusuri lebih lanjut dengan lebih banyak skenario gaming.

Overall Performance

21_Overall_Bar 21_OverallGaming_Bar

Berdasarkan pengujian yang kami bebankan para Ryzen 7 1800X dan Core i7-6900K, tampaknya cukup aman untuk berasumsi bahwa Ryzen 7 1800X memiliki performa multithreaded sekelas atau sedikit di atas Broadwell-E. Sedangkan performa single-threaded-nya sedikit di bawah Broadwell-E (pada level Haswell-E mungkin).

Konsumsi daya

Sebelum kami membahas konsumsi daya lebih jauh, ada baiknya kami perlu mengingatkan kembali bahwa TDP rating TIDAK sama dengan konsumsi daya, melainkan rating thermal output dari sebuah prosesor tertentu. Adakalanya TDP bisa jadi acuan konsumsi daya, tetapi mengingat standar penghitungan TDP setiap prosesor berbeda-beda untuk setiap vendor, TDP jadi tidak bisa dibandingkan secara langsung.

Berbicara konsumsi daya pada keadaan CPU heavy load seperti Cinebench R15, Ryzen 7 1800X masih mencatatkan konsumsi daya 15% lebih tinggi dari Core i7-6900K default. Uniknya, pada skenario Gaming GTA V yang load CPU-nya lebih ringan dari Cinebench, Core i7-6900K mencatatkan load yang lebih tinggi 5% dari Ryzen 7 1800X. Tampaknya pada skenario dimana CPU-nya tidak beroperasi dengan berat, (tampak juga saat keadaan idle), Ryzen 7 1800X memiliki mekanisme power-saving yang sedikit lebih baik dari Core i7-6900K, walau pada keadaan full-load Ryzen mencatatkan konsumsi daya sedikit lebih boros. Berbicara efisiensi daya, Ryzen 7 1800X menunjukkan peningkatan yang MASSIVE dibandingkan generasi sebelumnya, yakni AMD FX.

Platform + I/O

Berbekal desain SoC, sejauh ini platform AM4 Ryzen menunjukkan fleksibilitas yang tidak ditemui di platform Intel yang memiliki 2 platform desktop utama:

  • LGA1155 untuk prosesor 4-core 8-thread ke bawah dari Skylake dan Kaby Lake, serta
  • LGA2011v3 untuk prosesor 6-core ke atas

AM4 akan mengakomodasi CPU dari versi paling murah (APU Bristol ridge misalnya), hingga ke CPU kelas enthusiast (Ryzen 7 8-Core), semua dalam satu soket. Tentunya jika AMD menepati janjinya untuk mendukung soket AM4 ini hingga tahun 2020 nanti, pengguna akan menyukai platform yang berumur panjang dan memiliki upgradeability baik.

Opsi I/O yang ditawarkan Ryzen cukup menarik, karena dengan motherboard kelas menengah pun Anda bisa mendapat berbagai variasi opsi ekspansi yang terbilang siap untuk berbagai periferal next-gen (USB 3.1, SATAe, NVMe, etc). Namun, perlu diingat, expandability yang ditawarkan Intel dengan X99-nya nampak lebih luas dari apa yang ditawarkan AMD dengan AM4-nya, dan mungkin pengguna yang ingin menggunakan 4-way GPU, entah untuk gaming maupun OpenCL/CUDA acceleration, akan mendapat keleluasaan untuk melakukan hal tersebut di X99, sedangkan hal tersebut sulit dilakukan di AM4.

Overclocking

Semua CPU Ryzen mendukung Overclocking selama Anda menggunakan chipset B350 dan X370. Mengingat AMD menyediakan overclocking untuk menambah performa pada motherboard berchipset kelas menengah (tidak seperti platform Intel, di mana OC secara resmi hanya bisa dilakukan di chipset high-end), tentunya ini bisa menjadi faktor menarik bagi pengguna yang mengharap sedikit performa ekstra tanpa perlu menghabiskan dana terlalu banyak di motherboard.

Overclocking pada Ryzen bisa dibilang cukup sederhana, karena variabel yang tersedia sekarang masih minim jumlahnya, dan tentunya bisa meningkat seiring dengan berbagai optimasi yang dilakukan dari AMD dan juga vendor motherboard. Cukup menarik untuk nantinya melihat bagaimana rata-rata overclockability dari prosesor yang beredar di pasaran, dan bagaimana impact-nya terhadap berbagai aplikasi.

Hal yang jelas, seperti yang sudah kami uji, overclocking pada Ryzen berarti Anda siap untuk ‘menukar’ ekstra performa dengan mengorbankan efisiensi daya, karena semua power-optimization yang dilakukan AMD akan di-disable saat Anda melakukan OC secara manual.

 

Price vs Performance

AMD Ryzen menandakan sebuah loncatan performa yang luar biasa. Meski pengujian CPU Ryzen kami pada artikel ini hanya meliputi sekitar 60% dari semua hal yang hendak kami uji (masih membutuhkan pengujian Storage I/O, pengujian single-threaded vs Skylake/Kaby Lake, scaling Multi-GPU, dan beberapa skenario uji lainnya), tapi secara umum pengujian kami pada CPU Ryzen menunjukkan satu hal yang pasti: AMD telah kembali di medan pertarungan high-performance CPU!

Tidak hanya mengagumkan dari segi performa, AMD menyuguhkan kemampuan yang belum pernah ada sebelumnya di kelas harga serendah ini. Sebelum AMD Ryzen resmi diluncurkan, performa sekelas ini hanya ada di prosesor seharga kurang lebih USD 1000-an (Core i7-6900K dan Core i7-5960X), dan Ryzen sekarang mengijinkan performa sekelas ini ada di harga stengahnya, kurang dari USD 500 (MSRP Ryzen 7 1800X Indonesia per 2 Maret 2017: IDR 6.900.000). Kalau diteliti lebih dalam, harga rata-rata motherboard AMD juga lebih murah dari apa yang ditawarkan pesaingnya, dan chipset kelas menengah seperti B350 pun masih memiliki fitur kelas enthusiast (Overclocking misalnya). Ini makin membuat platform mainstream AMD AM4 terlihat menarik dibanding pesaingnya yang lebih banyak dikunci.

Ryzen_Release_7_Pricing

Ryzen 7 1800X: Layak untuk USD 499?

Perlu diingat kembali bahwa ada prosesor 8-core 16-thread dari AMD (Ryzen 7 1700 dan 1700X) yang ditempatkan harga lebih murah dari 1800X. Lalu apa keuntungan memiliki Ryzen 7 1800X yang berharga lebih ‘premium’ dibanding adik-adik-nya?

Sejauh yang kami amati, Ryzen 7 1800X merupakan prosesor Ryzen yang diseleksi dengan sangat ketat (best-binned part), dan konfigurasi XFR-nya yang bisa mencapai 4.1 Ghz menunjukkan bahwa prosesor ini memang punya ‘standar’ bin yang berbeda dibandingkan Ryzen 7 1700 dan 1700X (setidaknya saat default). Kami tidak akan heran bila ada pengguna yang rela menyisihkan sedikit dana ekstra tersebut untuk memiliki prosesor Ryzen dengan konfigurasi terbaik, dan jika dibandingkan dengan pesaing terdekatnya, tentu harga USD 499 ini lebih masuk akal dibandingkan USD 1000+, bukan?

Satu hal yang jelas, sangat menarik untuk melihat apakah 1700 dan 1700X bisa dipaksa melebihi 1800X di waktu mendatang, karena kedua prosesor ini jelas harganya lebih menarik.

 

Kompetisi: Hasilkan Inovasi dan Pilihan Menarik

Di mata kami, kedatangan AMD Ryzen kembali memvalidasi bahwa adanya kompetisi di market SANGAT penting bagi user, karena persaingan yang ketat, ujung-ujungnya akan menguntungkan pengguna: menghasilkan inovasi dan teknologi baru, pilihan yang lebih beragam, dan pastinya perang harga yang membuat teknologi baru tersebut JAUH lebih terjangkau.

Berbicara harga platform secara overall (a.k.a Total Cost Of Ownership), Ryzen 7 1800X ini membuat platform berbasis CPU 8-Core 16-thread akan lebih mainstream dan terjangkau bagi lebih banyak pengguna, dan membuka banyak sekali limitasi yang sekarang ada. Siapa tahu, dengan makin terjangkau-nya CPU 8-Core 16-thread, para app developer akan melakukan optimalisasi besar-besaran untuk skenario 8-core, who knows.

Kami kembali tekankan: kompetisi menguntungkan pengguna, itu fakta. 😉

Sekarang, mari tunggu bagaimana aksi si ‘kubu biru’ melawan Ryzen!

 

Penutup

Sampai disini dulu pembahasan prosesor Ryzen 7 1800X dari kami, mohon maaf bila pembahasannya masih belum mencakup beberapa aspek yang ingin Anda lihat dari platform baru tersebut. Bagi Anda yang haus informasi mengenai platform Ryzen dan berbagai prosesornya, tunggu saja berbagai artikel lain yang akan kami buat dengan platform ini, di Jagat Review, maupun di JagatOC.

Welcome back, AMD!

#kentjengparah

#kentjengparah
#kentjengparah
Load Comments

Gadget

March 5, 2024 - 0

Review vivo V30: Lebih Murah, Lebih Kencang dan Irit dengan Snapdragon + 3 Kamera 50 MP

vivo V30 , smartphone ini juga dibawa vivo hadir resmi…
March 5, 2024 - 0

Review realme 12 Pro+ 5G: Smartphone Berkamera Tele Periscope Paling Murah!

Kalau kalian mencari smartphone mid range dengan kamera telephoto terbaik…
January 26, 2024 - 0

Review vivo Y100 5G: Desain Premium, AMOLED 120 Hz, 5G, Snapdragon BARU!

vivo Y100 5G, ini adalah smartphone terbaru dari jajaran vivo…
December 30, 2023 - 0

Review CMF Watch Pro: Smartwatch dengan Layar 1,96 Inci AMOLED dan Desain Unik

CMF Watch Pro dibanderol dengan harga Rp1.149.000. Dengan harga tersebut…

Laptop

March 7, 2024 - 0

Review MSI Prestige 13 AI EVO A1M: Laptop AI PC Super Tipis, Ringan, Kencang & Irit!

Bodi MSI Prestige 13 AI EVO A1M Form Factor Clamshell…
March 6, 2024 - 0

Review Axioo Hype 5 AMD: Laptop 5 Jutaan Sekencang & Selengkap Ini?

Bodi Form Factor Clamshell Material Polycarbonate Warna Blue Terlihat kalau…
March 5, 2024 - 0

Review ASUS Vivobook Pro 16X OLED K6604: Laptopnya Kreator Profesional!

Bodi dan Desain Form Factor Clamshell Material Aluminium untuk punggung…
February 6, 2024 - 0

Rekomendasi Laptop Premium dari HP – Mulai 10 Jutaan

Di Video rekomendasi kali ini, kami coba pilihkan untuk kalian…

Gaming

March 11, 2024 - 0

Masuk First Take, Nobuo Uematsu Bawa OST Final Fantasy VII Rebirth – “No Promises to Keep”

Karir yang cukup panjang dan ragam karya yang tidak tergantikan…
March 8, 2024 - 0

Game Fighting Hunter x Hunter Dipastikan 2D!

Gamer mana yang tidak bergembira mendengar bahwa akhirnya, anime /…
March 8, 2024 - 0

Command & Conquer: Generals Kini Tersedia di Steam!

Sepertinya sulit untuk membicarakan game RTS dengan elemen militer kental…
March 8, 2024 - 0

Overwatch 2 Kolaborasi dengan Cowboy Bebop, Hadirkan Trailer Keren!

Kolaborasi antara dua buah franchise yang hadir di media yang…