Review Prosesor AMD RYZEN 7 1800X
Uji Overclocking Singkat
Biasanya, pengujian overclocking kami berikan secara terpisah karena dibahas secara lengkap pada web JagatOC (oc.jagatreview.com). Namun, karena overclocking merupakan sebuah fitur utama yang tersedia pada SEMUA lini CPU Ryzen, dari paling murah hingga paling mahal, serta kami ingin melihat seberapa jauh prosesor ini bisa mengejar performa prosesor Core i7-6900K pada keadaan clockspeed sama (4 Ghz) untuk perbandingan clock-per-clock (atau IPC, instruction per clock) – maka berikut ini kami sajikan sebuah praktik singkat OC pada Ryzen. Ini juga sekaligus membahas singkat fitur OC ‘otomatis’ dari Ryzen yang dikenal juga dengan XFR (extended frequency range).
XFR (Extended Frequency Range)
Beberapa waktu lalu, kami sempat menjelaskan XFR secara umum, dan Anda bisa membacanya di artikel kami yang ini, dan di artikel ini kami berniat membahas cara kerja XFR sedikit lebih detail.
Pure Power, Precision Boost & XFR
Pada mode operasi normal (bukan manual overclock), AMD Ryzen memiliki sejumlah sensor suhu, voltage, daya, arus yang akan membaca kondisi prosesor dan load yang dibebankan padanya. Sejumlah sensor yang bekerja secara real-time untuk terus memonitor kondisi prosesor ini merupakan salah satu fitur AMD yang dinamakan ‘Pure Power‘.
Untuk memaksimalkan kinerja prosesor, AMD Ryzen akan membaca data dari Pure Power untuk melihat apakah kesempatan untuk meningkatkan kinerja dengan memaksimalkan clock per 25Mhz sesuai dengan workload yang diterima – ini yang dinamakan Precision Boost.
Berikut contoh saat Precision Boost bekerja:
Umumnya, Ryzen 7 1800X memiliki ruang untuk bekerja pada:
– 3700Mhz Max 8-Core load
– 4000Mhz 1-Core load.
Secara singkat, XFR (extended Frequency range) pada Ryzen bertujuan untuk ‘memeras’ performa sistem hingga batas terakhir di atas batas normal Precision Boost, jika solusi cooling yang Anda gunakan mengijinkan. XFR akan bekerja umumnya pada workload ringan (single-threaded), dan bisa menambahkan kecepatan CPU hingga +100Mhz dari batas atas Precision Boost-nya. Berikut contoh saat Precision Boost bekerja pada 1-core load Cinebench R15.
*klik untuk memperbesar*
XFR akan bervariasi tergantung prosesor, load, dan suhu, maka AMD tidak mau ‘menggaransi’ seberapa jauh XFR headroom yang dimilliki tiap-tiap pengguna. Sejauh ini kami melihat adanya variasi sekitar 25-100Mhz untuk XFR dari batas atas Precision Boost.100Mhz tidak terlalu banyak memang. Namun, cukup menarik untuk melihat bagaimana AMD mengubah thermal headroom menjadi ekstra performa, Overclock ‘otomatis’.
Berikut chart dari AMD yang menggambarkan keadaan prosesor Ryzen dalam menangani berbagai load secara sederhana, mengubah-ubah state-nya berdasarkan keadaan yang terjadi, dengan polling rate 1ms.
Manual Overclocking
Melakukan overclocking pada AMD Ryzen akan men-disable mekanisme PurePower, Precision Boost, dan XFR. Semua kontrol akan diberikan kepada user sepenuhnya: Tidak ada limit untuk daya dan arus, dan hanya ada proteksi thermal yang bekerja di suhu tertentu (AMD belum memberi nilai resmi, tetapi beberapa motherboard vendor mengatakan nilai ini adalah 90°C)
Berikut contoh setting OC singkat yang kami jalankan dari BIOS
Setting BIOS – 4 Ghz 1800X
- Set CPU Clock Ratio to 40
- Set CPU VCore to 1.375V
(mudah ya?)
Ryzen MASTER: Tool OC On-the-Fly
AMD juga menyediakan sebuah tool bernama Ryzen Master yang bisa melakukan OC on-the-fly. Berikut setting yang sama kami aplikasikan dengan Ryzen Master:
*klik untuk memperbesar*
Tes: Ryzen 7 1800X vs Core i7-6900K @ 4Ghz, Cinebench R15
Kami ingin melihat seberapa jauh performa-per-clock Ryzen pada benchmark sintetis sederhana seperti Cinebench R15 dibandingkan dengan Broadwell-E dan berikut ini hasilnya:
Core i7-6900K @ 4Ghz
Ryzen 1800X @ 4Ghz
Cukup unik untuk melihat bahwa pada load single-core kedua-nya memiliki skor identik dengan default-nya, karena kedua CPU sudah berjalan pada 4Ghz-an di single-core boost. (Core i7-6900K ke 4Ghz dengan TurboBoost MAX, dan Ryzen 7 1800X ke 4-4.1Ghz dengan XFR). Berikut tabel-nya saat kedua sistem berjalan pada kecepatan yang sama:
Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, kami akhirnya bisa menyaksikan sebuah keadaan dimana AMD memiliki performance-per-clock yang LEBIH TINGGI dari sebuah prosesor Intel dengan jumlah core yang sama.
Tinggi-nya skor AMD pada skenario multi-threaded ini sangat mungkin terjadi karena mekanisme SMT (Simultaneous Multi-threading) yang lebih efisien pada workload tertentu, yang bisa dilihat pada ‘MP Ratio‘ di Cinebench R15, di mana sistem Intel hanya mendapat peningkatan 9.95x dari single-threaded ke multi-threaded, sedangkan Ryzen 7 1800X mendapat peningkatan 10.8x.
Kami belum melakukan pengukuran daya secara mendetail saat Ryzen 7 1800X di-overclock, tetapi kami sempat melihat angka 225-230W saat Ryzen 7 1800X berjalan di 4Ghz 1.375V, dibandingkan default-nya yang ada di 196W. Ini cukup mudah untuk memberi informasi kepada kami bahwa dengan melakukan OC secara manual dengan voltase ekstra, atas nama performa lebih kami harus rela kehilangan efisiensi daya dari AMD Ryzen.
Ini bisa terjadi karena saat manual OC semua sensor yang digunakan untuk mengoptimalkan daya CPU dimatikan dan di-override, atau memang proses 14nm LPP yang digunakan AMD Ryzen akan kehilangan efisiensi daya-nya pada range voltage tertentu, dan memakan daya ekstra yang besar. Ini tentunya akan kami uji lebih lengkap lagi di pengujian masa mendatang
Data tambahan:
Berkut beberapa uji singkat OC lain yang sempat kami lakukan:
Max OC 8-Core: 4150Mhz
Kemampuan OC setiap CPU tentunya akan berbeda, dan AMD sendiri menyatakan bahwa mereka memiliki ekspektasi bahwa Ryzen 7 series akan bisa berjalan pada konfigurasi 8-Core di range 3.9 – 4.2Ghz pada ambient cooling, bergantung pada load yang diberikan. Unit yang kami terima sendiri mencapai clock maksimumnya di angka 4150 (41.5 x 100), 1.45v.
DDR4 OC: 4-DIMM DDR4-3200
Kontras dengan rumor yang beredar bahwa memory controller Ryzen tidak bisa beroperasi di atas DDR4-2666, kami mencoba mengoverclock RAM di Ryzen untuk melihat kapabilitas memory controller-nya. Dengan menggunakan:
- Motherboard Gigabyte Aorus X370 Gaming 5
- G.Skill TridentZ DDR4-3600CL16 4x 8GB
Kami mencapai kecepatan DDR4-3200 dengan konfigurasi 4-DIMM (dual-channel, 2 DIMM per channel mode). Saat ini konfigurasi ini masih butuh tuning lebih lanjut (timing terlalu loose, belum diketatkan), dan sementara baru bench-stable walau belum bisa menjalankan MemTest 100%. Sejauh ini angka kestabilan kami yang tertinggi untuk memTest adalah DDR4-2933 4-DIMM. Memang, OC memori akan dipengaruhi memory controller, dan juga motherboard. Namun, semoga pengujian kami kali ini bisa mengenyahkan gosip murahan yang mengatakan bahwa memory controller Ryzen tidak bisa berjalan lebih tinggi dari DDR4-2666Mhz.
Sebagai catatan tambahan, tanpa pengubahan BCLK (100 Mhz default), AMD Ryzen saat ini mendukung mode pengoperasian:
- DDR4-2133
- DDR4-2400
- DDR4-2666
- DDR4-2933
- DDR4-3200
- AMD Ryzen - Perjalanan AMD 5 Tahun Terakhir & RYZEN
- AMD Ryzen - Spesifikasi
- AMD Ryzen - Penjelasan Pengujian & Spesifikasi Testbed
- AMD Ryzen - Konfigurasi Hardware
- AMD Ryzen - Performance Test - Benchmark Sintetis (CPU Benchmark)
- AMD Ryzen - Performance Test - Benchmark Sintetis (GPU Benchmark)
- AMD Ryzen - Real-World Application Benchmark
- AMD Ryzen - Gaming Test - GTA V & AC: Unity
- AMD Ryzen - Gaming Test - Rise of The Tomb Raider, Civilization VI, & Ashes of Singularity
- AMD Ryzen - Konsumsi Daya & Performance-per-watt
- AMD Ryzen - Bonus: XFR, Uji Overclocking Singkat (@4 GHz)
- AMD Ryzen - Kesimpulan