Gunakan Otomatisasi Sistem RedHat Ansible Tower, Uptime Grab Meningkat Hingga ‘99,99%’
Pertumbuhan digitalisasi layanan memaksa perusahaan-perusahaan untuk berkembang lebih pesat dalam hal infrastrukur maupun service. Tak dipungkiri, layanan yang belum memiliki realibitas tinggi akan jadi keteteran jika tidak segera dibarengi dengan service yang cepat dan tepat. Sebut saja salah satunya platform transportasi online. Saat pesanan transportasi membludak, sangat memungkinkan terjadinya error baik pada aplikasi maupun server. Untukitu dibutuhkan suatu sistem otomatis yang dapat dengan cermat mengatasi semua masalah tersebut.
Grab adalah salah satu perusahaan yang telah menggunakan otomatisasi sistem untuk menggapai layanan yang stabil dan dapat diandalkan. Berbekal sistem otomatisasi Ansible Tower dari Red Hat, Grab berhasil mendorong uptime aplikasi dari sebelumnya 87% hingga saat ini telah mencapai 99,99%. Grab yang mengadopsi otomatisasi sistem Ansible Tower dari RedHat saat ini telah melayani 35 juta pelanggan setiap harinya di semua wilayah operasional Grab di seluruh Asia Tenggara.
“Otomatisasi sistem yang dilakukan oleh Grab sangat berhasil, ketersediaan layanannya bisa disetarakan dengan layanan ATM perbankan,” ujar Country Manager PT Red Hat Indonesia, Rully Moulany.
Ansible Tower dari Red Hat sendiri menjadi solusi otomatisasi sistem yang sangat cocok untuk perusahaan yang sedang menerapkan digitalisasi layanan, baik perusahaan besar maupun perusahaan startup. Seperti yang disebutkan oleh Rully Moulany, otomatisasi sistem menggunakan Ansible Tower memiliki tiga keuntungan antara lain peningkatan produktivitas, peningkatan reablitas, serta kemudahan dalam tata kelola.
Dengan sistem yang tidak lagi dioperasikan secara manual dalam tiap insfrastruktur yang dikelola perusahaan, tentunya kecepatan kerja akan meningkat. Perusahaan hanya perlu membuat resep program yang nantinya akan dijalankan oleh sistem secara otomatis. Dengan begitupun resiko human error juga akan semakin minim. Ansible Tower akan menyederhankan dan mengotomatisasi penyediaan cloud, konfigurasi, penerapan aplikasim orkestrasi antar layanan serta tugas dan proses TI lainnya.
“Di tahun mendatang persaingan industri di bidang apapun tentunya akan terus meningkat. Bukan lagi siapa yang pertama menciptakan inovasi, tetapi siapa yang mampu memberikan layanan terbaik dan ketersediaan layanan di setiap saat. Untuk itu otomatisasi sistem sangatlah dibutuhkan,” lanjut Rully.
Namun tidak dipungkiri adanya otomatisasi sistem akan berdampak pada pengurangan penyerapan sumber daya manusia. Sehingga SDM harus ditingkatkan kemampuannya, dari pekerja operasional sistem ketingkat yang lebih tinggi.
“Red Hat Indonesia tidak hanya memberikan solusi berupa instalasi dan pengimplementasi software. Kami juga memberikan solusi pelatihan kepada tenaga-tenaga IT di perusahaan untuk mampu mengelola dan membuat sistem yang nantinya akan dijalankan oleh software otomatisasi. Dengan pengetahuan baru tersebut, mereka juga bisa mengembangkan ide yang dapat ditambahkan kedalam sistem otomatisasi,”tambah Rully.
Rully menjelaskan bahwa Ansible Tower sendiri merupakan produk yang ditujukan untuk kalangan enterprise, hasil kurasi dari komunitas programmer di seluruh dunia menggunakan open Source Ansible. Sementara telah banyak perusahaan-perushaan startup yang menggunakan open source Ansible Core untuk otomatisasi sistem secara ‘Homemade’. Namun tentunya, Ansible Tower akan lebih dapat diandalakan terutama untuk perusahaan-perusahaan besar, karena memiliki keamanan yang lebih baik serta dapat diandalkan.