Review Sony Bravia XR 65A80K: TV OLED Terbaik Sony? Pakai AI Jadi Makin Keren
Lini A80K, inilah salah satu TV layar OLED yang ditawarkan oleh Sony di Indonesia. Masuk ke dalam lini Bravia XR, TV ini tentunya sudah dibekali teknologi Cognitive Intelligence. Kombinasi OLED dengan Cognitive Intelligence ini disebut bisa menghasilkan tampilan konten real life, atau sesuai dengan apa yang kita lihat sehari-hari.
Kali ini, kami akan membahas salah satu TV lini A80K, yaitu 65A80K yang mengusung ukuran layar 65 inci.
TV layar besar, 55”, 65”, atau lebih besar lagi, ini sangat nyaman untuk berbagai hal ya. Mungkin untuk masa-masa sekarang ini, asyik kalau dipakai untuk nonton sepak bola. Ya, sedang ada World Cup 2022 kan. Tapi bukan cuma itu saja. Kami sudah pernah membahas di video sebelumnya terkait apa saja keunggulan dari TV layar besar.
TV yang akan kita bahas adalah 65A80K, TV OLED layar besar. Ini menjanjikan bukan cuma keunggulan layar besar saja, tapi juga kualitas tampilan yang tinggi! Kita lihat dulu paket penjualannya.
Paket Penjualan
Paket penjualan TV ini berisi:
- unit TV Sony 65A80K
- 2 set stand, lengkap dengan bautnya
- kabel power
- remote control, disertai dengan baterainya
- cover untuk area I/O TV
- paket dokumen
Desain
Sony menggunakan desain minimalis yang disebut sebagai “One Slate”. Desain ini disebut akan membuat kita fokus ke layar dari TV, bukan ke apa yang ada di sekeliling layar.
Bezel layar di sisi kiri, atas, dan kanan terbilang tipis. Sementara untuk bezel bawah layar, ini pastinya sedikit lebih tebal. Di area tengah bezel bawah layar ini ada sensor infrared untuk remote, light sensor, dua built-in mic, serta LED untuk indikator operasional TV. Lalu, di dasar area tersebut ada tombol power dan switch on/off untuk built-in mic.
Untuk stand TV, terbilang unik ya di TV ini. Stand-nya bisa dipasang dalam 3 posisi. Memang cuma ada 2 lubang pemasangan stand di dasar TV ini, alias satu untuk masing-masing stand. Namun, desain dari stand ini membuatnya bisa dipasang dalam 3 posisi berbeda.
Posisi pertama, stand lebih dekat ke tepi TV seperti ini. Ini cocok kalau TV ditempatkan di meja atau permukaan lain yang cukup lebar. Sementara kalau kita butuh menempatkan TV di permukaan yang tidak selebar TV, kita bisa pakai posisi kedua. Stand akan ada di posisi lebih ke dalam seperti ini. Nah, kedua posisi pemasangan tadi hanya mengangkat TV sekitar 25 mm dari permukaan.
Mungkin kurang pas kalau kita berencana pakai soundbar. Bisa jadi soundbar akan menutupi bagian bawah TV. Karena itu, tersedia posisi ketiga pemasangan stand. Posisi stand juga akan ada di dekat tepi TV, tapi stand akan mengangkat TV lebih tinggi, sekitar 68 mm dari permukaan. Lebih pas ya kalau butuh pakai soundbar. Stand ini disebut sebagai premium metal stand, terbuat dari metal dan kokoh sekali.
Beralih ke sisi belakang, ada bagian yang menonjol di area tengah. Sementara bagian tepi kiri, atas, dan kanan terbilang relatif tipis. Konektor I/O TV terletak di kanan tonjolan tersebut kalau kita lihat dari arah belakang. Ada cover untuk menutup area I/O, sekaligus membantu merapikan kabel yang terpasang.
Di permukaan area yang menonjol tersebut ada lubang mounting untuk pemasangan ke bracket atau ke dinding. Ukurannya 300 x 300 mm. Sementara untuk konektor AC in, ini juga ada di permukaan tonjolan, di area kiri bawah. Untungnya, desain kabel power bawaan TV ini membuat posisi konektor ini tidak jadi masalah saat kita ingin memasang TV ke dinding.
Dimensi keseluruhan dari TV ini adalah:
- Tanpa Stand: 1448 x 836 x 53 mm. Jadi bodi TV ini memang tipis ya, hanya 53 mm saja di titik paling tebalnya.
- Sementara dengan stand, “tebal” tapak TV ini akan jadi 330 mm. Kalau tinggi total TV dan stand, berbeda sesuai dengan posisi pemasangan stand tadi itu.
Untuk bobot, di kisaran 25 kg dengan stand terpasang.
Spesifikasi
TV ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
- Diagonal layar: 65”
- Resolusi Layar: 4K UHD (3840 x 2160 piksel)
- Display Technology: OLED
- Refresh Rate: 120 Hz
- HDR: HDR10, HLG, dan Dolby Vision
- Video Processor: Cognitive Processor XR
- Banyak sekali fitur yang dihadirkan oleh Cognitive Processor XR ini. Nanti akan kami bahas sekilas di bagian pengalaman pakai TV ini.
- Audio: Acoustic Surface Audio+ dengan 5 speaker
- Konfigurasi: 3x 10W actuator + 2x 10W subwoofer
- Fitur: Dolby Audio, Dolby Atmos, DTS Digital Surround, Acoustic Auto Calibration, dll
- Smart Feature:
- OS: Google TV, dengan storage 16 GB
- Ada Google Assistant
- Mendukung Google Chromecast, Apple AirPlay 2, dan HomeKit
- OS: Google TV, dengan storage 16 GB
- Konektivitas:
- Wi-Fi 5
- Bluetooth 4.2
- Ethernet
- TV Digital: mendukung DVB-T2. Jadi ini sudah bisa untuk TV digital di Indonesia. Kami bisa mendapatkan banyak channel TV lokal dari TV ini.
Konektor I/O
- Susunan dari atas ke bawah:
- 2x USB
- Digital Audio Out
- Headphone Jack/Analog Audio Out 3.5 mm
- Composite AV In 3.5 mm
- 2x HDMI 2.0, mendukung input sampai 4K60
- 2x HDMI 2.1, mendukung input sampai 4K120. Serta fitur seperti VRR.
Port HDMI3 juga bisa digunakan untuk ARC/eARC, untuk koneksi ke soundbar.
- Ethernet
- Antenna In
Penggunaan
Saat pertama dinyalakan, kita harus melakukan setup Google TV seperti biasa. Kita diminta menghubungkan TV ke Internet, lalu masuk ke akun Google, dan lain sebagainya. Setelah itu, ada beberapa setup tambahan dari Sony, termasuk untuk acoustic auto calibration. Fitur ini akan membantu kita mendapatkan output suara yang optimal dari TV. Setelah setup awal selesai, TV sudah bisa kita gunakan.
Beberapa aplikasi streaming konten populer termasuk Netflix dan YouTube sudah tersedia di TV ini. Sementara kalau butuh aplikasi yang belum tersedia, ada Google Play Store. Tersedia banyak sekali aplikasi yang bisa didapatkan dari layanan tersebut. TV ini juga dilengkapi aplikasi Bravia Core. Deretan aplikasi yang tersedia akan muncul di area atas home screen Google TV.
Di bawah deretan aplikasi tersebut ada rekomendasi konten dari aplikasi-aplikasi yang terinstall di TV ini. Sayang sekali, seperti biasa kita tidak bisa mengatur bagian rekomendasi konten ini. Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah menggunakan Kids Profile. Saat aktif, konten yang direkomendasikan akan disesuaikan untuk tontonan anak.
Kalau ingin menggunakan perangkat lain bersama dengan TV ini, ada empat buah HDMI yang bisa kita manfaatkan. Port HDMI 2.1, alias port dengan label HDMI3 dan HDMI4, cocok untuk console game generasi terbaru dan PC desktop/laptop gaming karena sudah mendukung 4K120. Untuk perangkat yang tidak butuh 4K120, masih ada dua port HDMI lain. Ini bisa digunakan untuk Blu Ray player, STB, dan lain sebagainya.
Untuk input 4K, jangan lupa set mode HDMI ke Enhanced agar refresh rate tidak dibatasi dan HDR bisa berjalan normal. Kalau butuh menghubungkan perangkat yang lebih tua, ada composite AV in.
Sistem audio tambahan bisa dipasang. Ada opsi digital audio out, analog audio out, ARC/eARC, atau juga bisa pakai Bluetooth. Sayangnya Bluetooth hanya mendukung standar 4.2 saja.
Casting dan screen mirroring dari perangkat lain ke TV ini juga bisa dilakukan. Kalau sedang butuh memindahkan video YouTube yang tengah kita tonton di smartphone ke layar yang lebih besar, bisa dengan mudah.
Untuk USB, kita bisa memasang storage untuk membuka file-file gambar, video, dan audio dengan format yang umum digunakan langsung dari TV. Atau kita bisa juga memasangkan keyboard ke USB untuk mempermudah login aplikasi dan lain sebagainya.
Beralih ke remote. Sony menggunakan remote modern, dengan desain minimalis dan tombol yang penting-penting saja. Remote ini terbilang mudah digunakan. Remote ini tentunya mendukung koneksi lewat Bluetooth, dan pastinya mendukung fitur voice input. Jadi, kalau perlu menggunakan Google Assistant, kita bisa menggunakan remote atau bisa juga langsung dengan memanfaatkan built-in microphone di TV.