Diary Computex 2013: Meliput Berita dengan Samsung Galaxy S4
Pada saat sebelum berangkat ke Computex, tim Jagatreview mendapatkan sebuah sampel smartphone Android Samsung Galaxy S4. Setelah melakukan review secara mendalam, kami langsung mengetahui bahwa kamera yang dimiliki oleh smartphone yang satu ini sangat baik. Tentunya, kami meminta ijin kepada Samsung terlebih dahulu untuk menggunakannya dalam meliput berita pada Computex 2013.

Perasaan takut akan mendapatkan hasil yang kurang maksimal menggerayangi ke tujuh anggota tim Jagatreview yang berangkat ke Computex 2013. Tentu saja, saya membawa sebuah kamera sebagai cadangan untuk mengambil gambar. Selain kameranya, saya juga ingin mencoba menggunakan S Translator sebagai alat penerjemah dari bahasa Inggris yang lebih saya kuasai ke bahasa Cina yang sama sekali saya tidak bisa.
Hari pertama Computex 2013 saya langsung menggunakan Samsung Galaxy S4 sebagai kamera utama saya. Sayangnya, tidak banyak yang saya lakukan dalam meliput Keynote karena rekan saya, Dedy Irvan, mengambil gambar dengan menggunakan kamera Samsung WB-250F. Hal tersebut membuat saya jarang dapat mengambil gambar. Akan tetapi, kesempatan besar datang pada hari-hari berikutnya.

Pada hari kedua sampai terakhir, saya menggunakan Samsung Galaxy S4 sebagai kamera utama. Hasilnya? Beberapa kali pada ruang keynotes yang memiliki cahaya rendah, hasil gambarnya memang memiliki banyak noise (luminance). Akan tetapi, saat menggunakannya di Hall Nangang, hasilnya prima! Kadang memang gambar yang dihasilkan sedikit blur. Hal tersebut dikarenakan banyaknya orang sehingga seringkali menyenggol saat pengambilan gambar dilakukan. Kebanyakan gambar pada artikel Booth Raid yang saya tulis diambil dengan kamera Samsung Galaxy S4.
Hal kedua yang bermasalah saat berada di Taiwan adalah perbedaan bahasa. Dengan menggunakan fungsi roaming data gratis, feature S Translator membuat saya semakin mudah dalam berkomunikasi dengan penduduk setempat. Feature ini saya gunakan mulai dari meminta handuk baru, bertanya cara menggunakan setrika, sampai pada meminta seorang supir mengantarkan tim Jagatreview ke bandara TaoYuan. Uniknya, S Translator seringkali memiliki ketepatan tata bahasa yang lebih baik dari Google Translate.

Hal ketiga yang berguna saat di Taiwan adalah S Health. Mengapa? Saat mengunjungi Taiwan, hal yang sering kami lakukan adalah berjalan dari hotel menuju stasiun MRT. Apalagi, saat hari terakhir, kami berjalan kaki ke Guang Hua, sebuah mal elektronik di Taiwan, dan IKEA, sebuah toko perabot rumah tangga yang memiliki sebuah kantin makanan dengan rasa yang enak. S Health ternyata mampu menghitung berapa langkah yang telah saya lalui, dan sayangnya, selalu saja kurang dari 10.000 langkah per hari.
Hal ini sudah cukup membuktikan bahwa menggunakan Samsung Galaxy S4 untuk meliput berita pada event terbesar di Asia sudah lebih dari cukup. Selain itu, feature-feature lainnya pun juga mampu membantu kami dalam beraktivitas di Taiwan. Akhir kata, kami sangat puas dalam menggunakan smartphone yang satu ini.