Penerbit Buku Mulai Jengkel dengan Bisnis Amazon
Amazon kini telah menguasai industri penjualan buku cetak dan penerbitan buku digital terbesar di dunia. Keberadaan bisnisnya kian dikhawatirkan oleh sejumlah penerbit dan penulis buku ternama hingga kemudian berujung pada masalah hukum.

Di Amerika Serikat, Amazon kini tengah mendapat gugatan atas dugaan antitrust lantaran berusaha memonopoli segala jenis usaha buku. Amazon bukan hanya menjual buku cetak saja, melainkan juga menerbitkan buku digital atau e-book dengan nama penerbitnya sendiri. Bahkan, perangkat pembacanya pun (tablet Kindle Fire) juga dibuat dan dipasarkan oleh Amazon.
Amazon punya kendali yang begitu besar terhadap buku yang dijual di website-nya. Pihaknya mengklaim bisa mendapatkan royalti yang semakin tinggi dan lisensi digitalisasi dari penerbit buku cetak dengan janji buku keluaran penerbil bakal lebih banyak lagi dipajang di “rak buku” Amazon. Akan tetapi, hal tersebut justru menuai kontroversi dari kalangan penerbit dan penulis bukunya. Bahkan Amazon diklaim seringkali menunda pengiriman buku dan menaikan harga buku itu sendiri secara sepihak.
“Amazon jelas memiliki kekuatan pasar yang besar dan menyalahgunakan kekuatan pasarnya untuk mempertahankan dan meningkatkan dominasinya. Ini kemungkinan melanggar Pasal 2 dari Sheran Antitrust Act“, kata Jan Constantine, seorang pengacara dari organisasi kepenulisan The Author Guild, seperti dikutip dari Gadget NDTV.
Hechette, penerbit buku cetak terbesar keempat di Amerika Serikat telah menjadi korban dari praktik usaha penerbitan buku digital yang dijalankan Amazon. E-commerce itu awalnya membeli lisensi buku dari Hechette untuk didigitalisasi dalam bentuk e-book lalu dijual di website-nya. Sayangnya, seiring berjalannya waktu, pelanggan buku cetak di Hachette makin berkurang karena beralih ke model e-book yang dijual Amazon. Praktik yang sama juga dilakukan Amazon terhadap salah satu penerbit buku terkemuka di Jerman, Bonnier Media Group.
“Kami bertekad melindungi nilai penulis buku kami dan pekerjaan kami sendiri dalam pengeditan, distribusi, dan pemasaran. Kami berharap, situasi sulit seperti ini tidak akan bertahan lami, meski kami tidak ada upaya dan mengeksplorasi semua opsi yang ada“, kata Sophie Cottrel, wakil presiden senior Hachette.

Alexander Skipis, Presiden Asosiasi Penjual dan Penerbit Buku Jerman, berasumsi, “Pasar buku yang telah dibangun selama puluhan tahun hingga berabad-abad, kini sedang dihancurkan oleh bisnis online yang dijalankan Amazon“.
Kendati demikian, pihak asosiasi masih tengah menyelidiki, apakah taktik bisnis yang dijalankan Amazon melanggar hukum atau tidak. Terlepas dari itu semua, Skipis mengakui, “Tentu saja ini (bisnis online Amazon) sangat memudahkan konsumen untuk dapat memesan buku melalui internet, 24 jam sehari, tujuh hari seminggu“.