Qualcomm Uplinq 2014 Keynote: Raj Talluri

Pada acara Qualcomm Uplinq 2014 yang diselenggarakan pada Hotel Hilton Union Square tanggal 18 September 2014 lalu, Raj Talluri selaku Senior VP Product Management Qualcomm memberikan keynotenya. Dengan bertemakan The Mobile Beyond, apa yang ditawarkan oleh Qualcomm untuk digunakan pada smartphone dan tablet di masa yang akan datang. Seperti apakah topik yang dia bawakan, berikut adalah ulasannya.
Secara statistik, penggunaan perangkat mobile memang semakin lama semakin meningkat. Hal ini ditujukan dengan riset Qualcomm yang baru-baru ini mengatakan bahwa seorang pengguna perangkat mobile menghabiskan 195 menit per hari pada tahun 2013 dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 98 menit per hari saja. Hal tersebut menurut Raj karena para developer sudah mengeluarkan aplikasi yang mampu membuat orang tidak dapat lepas dari smartphone mereka. Dengan melihat smartphone yang dikapalkan dengan chipset Qualcomm sebesar 1 milyar, merupakan sebuah jumlah yang luar biasa.

Dalam membuat prosesor, Qualcomm melakukan pendekatan total sistem. Hal tersebut berarti dalam sebuah chipset Snapdragon terdapat CPU, GPU, modem, camera, video prosesor, dan berbagai macam prosesor buatan Qualcomm lainnya. Hal tersebut bertujuan agar para pelanggan Qualcomm dapat membuat produk tersendiri dan para developer dapat dengan mudah membuat aplikasi. Dengan pertimbangan performa berbanding daya yang digunakan, Qualcomm menggunaan Heterogenous Computing agar keseimbangan tersebut dapat terjadi, seperti kapan aplikasi harus menggunakan CPU, GPU, camera processor, video processor, dan lain sebagainya.
Raj juga membicarakan masalah keamanan dalam smartphone di masa depan. Saat ini Qualcomm sedang mengembangkan feature bernama Kill Switch, di mana jika seseorang kehilangan smartphone mereka, sang pengguna dapat membuat smartphone-nya brick dari jarak jauh. Jadi smartphone tersebut tidak akan bisa di flash ulang dan dijual sebagai smartphone baru. Akan tetapi, jika ternyata smartphone tersebut hanya terselip, sang pengguna pun dapat melakukan otentikasi ulang agar smartphone tersebut masih dapat digunakan.

Setelah itu, Raj berbicara mengenai Snapdragon 210. SoC untuk lini para pemula ini sudah memiliki konektivitas 4G LTE dan memiliki kemampuan kamera yang nantinya akan menghasilkan gambar yang fantastis. Hal ini juga menjadikan semua lini Snapdragon dari spesifikasi terendah (Snapdragon 210) sampai dengan yang paling tinggi (Snapdragon 810) telah memiliki konektivitas 4G LTE.
Qualcomm selalu menjadi yang pertama dalam mengeluarkan teknologi terbaru. Dikemukakan Raj, pada tahun lalu Qualcomm pertama kali mengeluarkan teknologi perekaman 4K dan teknologi tersebut telah digunakan pada Samsung Galaxy Note 3. Lalu disusul dengan layar dengan resolusi 2K pada LG G3, juga LTE Category 6 untuk pertama kali. Masih banyak contoh yang diberitahukan Raj seperti zero lag shutter, yang saat ini sudah digunakan di setiap smartphone flagship. Lalu konsep apa lagi yang akan dilakukan Qualcomm selanjutnya?
Pertama adalah kamera. Menggunaan kamera untuk mengambil gambar memang sudah seharusnya, tetapi yang saat ini ingin Qualcomm capai adalah sesuatu yang mereka kerjakan dengan Pelican Imaging. Qualcomm saat ini telah mengeluarkan sebuah tablet reference yang menggunaan 16 kamera (4×4). Dengan menggunakan beberapa kamera, kita akan mendapatkan gambar dari berbagai angle dan juga kedalamannya. Dengan kedalaman tersebut, kita bisa membuat sesuatu. Raj mendemokan pengambilan gambar dengan 16 kamera tersebut lalu membuat benda yang sama dengan menggunakan 3D Printer.

Kedua adalah sensing audio. Selama ini Qualcomm telah memiliki sebuah teknologi dimana sebuah smartphone dapat selalu mendengarkan saat dipanggil, seperti pada Moto X. Kali ini, Qualcomm membuat teknologi tersebut lebih baik dengan selalu mendengarkan suara orang, tetapi juga seluruh audio. Salah satu aplikasi yang telah mendukung hal ini adalah Shazam. Dengan feature always listening, setiap lagu yang terdengar saat aplikasi dijalankan di background akan dimasukkan ke playlist.
Ketiga adalah gaming dan GPU. Pada sesi ini, sebuah game dari Activision dengan judul Skylanders Trap Team dimainkan. Pada game ini yang dijalankan dengan GPU Adreno pada Snapdragon 805, membuat para pengguna akan merasakan sensasi game konsol. Hal tersebut juga dibantu dengan beberapa perangkat yang dijual secara terpisah sehingga pengguna akan mendapatkan sensasi penuh game konsol.

Raj lalu membicarakan Snapdragon 810 yang akan diluncurkan. Snapdragon 810 akan menggunakan Adreno 430, di mana memiliki performa lebih tinggi 30% dari yang ada pada Snapdragon 805 dan juga 20% lebih rendah daya. Snapdragon 810 juga dilengkapi dengan prosesor 64 bit, dapat menangkap dan menjalankan video 4K, LTE Category 6 dengan kecepatan 300 Mbps, 14-bit single image processor seperti yang digunakan pada kamera SLR, dan juga quick charge. Adreno 430 pun didemokan dengan melakukan rendering real-time sebuah obyek mobil yang diganti-ganti warnanya. Snapdragon 810 akan diproduksi awal tahun 2015.
Tidak hanya pada tablet dan smartphone, teknologi buatan Qualcomm nantinya akan diimpelentasikan pada SmartCar, wearable, dan juga perabotan rumah tangga. Untuk itu, konsep SmartHome dan SmartCity nantinya akan dikembangkan oleh Qualcomm. Oleh karena itu, Qualcomm juga sangat tertarik dalam mengembangkan wearable device.
Seperti saat ini, sebuah jam tangan pintar dengan teknologi Qualcomm telah memiliki Bluetooth LE, WiFi, Always On Audio, heart rate monitor, dan beberapa mempunyai kamera. Hal tersebut membuatnya memiliki feature yang sama dengan smartphone. Dan feature yang sama nantinya juga akan dimasukkan ke dalam sebuah mobil.

Qualcomm pun juga bekerja sama dengan Brain Corporation. Sebuah demo dilakukan dengan menyuruh sebuah robot untuk melakukan sesuatu. Robot yang ada telah menggunakan Snapdragon. Robot yang ada tentu saja diajarkan terlebih dahulu. Dengan diajarkan tiga kali, robot tersebut nantinya akan mengikuti ajaran dari sang pengajar. Seperti saat sebuah robot diajarkan untuk berjalan di sebuah ruang tamu agar tidak tertabrak kursi ataupun meja. Hal ini tentu menggunakan software kompleks dan prosesor yang kencang.
Semua yang digunakan pada wearable, robot, dan juga mobil tadi adalah sebuah SoC yang sama digunakan pada sebuah smartphone. Konsep itulah yang ingin dijalankan oleh Qualcomm. Nantinya, sebuah smartphone akan mempelajari sifat penggunanya. Untuk mempermudah para developer pun, Qualcomm juga telah menyediakan alat-alat yang dapat digunakan untuk membuat sebuah aplikasi.