Xigmatek BiFrost VD1065 VGA Cooler: Dingin di VGA, Ramah di Kantong
Result
Penampilan bagus belum tentu mencerminkan performa. Maka dari itu, kami langsung saja menyalakan VGA ini dan menjalankan tool “penyiksa” VGA favorit kami, FurMark 1.8.2, yang bertujuan menguji suhu worst case load selama 10 menit. Untuk menguji suhu idle, kami me-load furmark selama dua menit lalu membiarkan VGA Idle selama 10 menit. Suhu ambient kami jaga di 26 C (plus minus 0.5 C).
Untungnya, kami pernah melakukan pengujian kepada cooler MSI HD5830 TwinFrozr II sehingga datanya dapat kami gunakan untuk perbandingan kasar dengan Xigmatek BiFrost (mohon diingat, pengujian cooler TwinFrozr II dilakukan di keadaan yang berbeda dari pengujian sekarang, sehingga data ini hanya untuk referensi, bukan perbandingan mutlak).
Berikut perbandingan Suhu Xigmatek BiFrost dengan MSI TwinFrozr II (AUTO Fan).

Screenshot saat Furmark dijalankan.
*klik untuk memperbesar*

Kesimpulan
Xigmatek BiFrost ini dingin! Dibandingkan dengan MSI TwinFrozr II, suhu load HSF VGA ini masih lebih dingin kurang lebih 11 C. (ingat juga, Twinfrozr II sudah memiliki performa pendinginan sekitar 12 C lebih baik dari reference HSF HD5830, setidaknya menurut klaim MSI). Dilihat dari harganya yang kurang dari 400 ribu rupiah (saat kami membelinya), tak disangka performanya luar biasa. Pada awalnya, kami hanya mengharapkan Cooler ini untuk memiliki suhu 5-7 C lebih dingin dari TwinFrozr, ternyata hasilnya lebih dari itu. Pendinginan ekstra ini dapat memberikan banyak manfaat, misalnya durabilitas lebih dan ekstra overclocking headroom. Sayangnya, karena keterbatasan waktu, kami tidak sempat menguji overclocking VGA ini.
Perlengkapan yang disertakan cukup melimpah. Biasanya, HSF VGA yang kami temui sangat pelit menyertakan parts ekstra, namun tidak demikian dengan BiFrost. RAMSink yang diberikan pun tidak tanggung-tanggung: 14 pcs! (biasanya kami hanya menemukan 8 atau 10 pcs ramsink di produk serupa). Mur dan baut cadangan pun tersedia, setidaknya ada satu atau dua mur/baut cadangan untuk jaga-jaga seandainya parts tersebut hilang. Sayang, manualnya agak kurang informatif dan kurang “user-friendly”.
Satu kekurangan lagi bagi Xigmatek BiFrost adalah tidak disediakannya 3-pin to molex Connector untuk menyalakan kipasnya. Ini berarti Xigmatek mengasumsikan bahwa pengguna akan memasang 3-pin fan connector ke motherboard. Sayangnya, tidak semua motherboard memiliki penempatan 3-pin Fan connector yang nyaman untuk diraih, meskipun kabel fan yang disediakan Bifrost cukup panjang.
Yang terakhir, kami tidak menemui adanya fan speed controller di paket penjualan BiFrost. Ini wajar saja mengingat BiFrost mungkin ditujukan untuk kelas value. Tapi, dengan kecepatan fan speed normalnya, kami merasa kipasnya agak bising. Memang tidak sebising kipas Delta 0.6A yang biasa kami gunakan, namun seandainya Anda menggunakan sistem yang “sunyi” , pastinya keheningan itu akan sedikit terganggu dengan suara fan Xigmatek ini.
Meskipun memiliki sedikit kekurangan, performa dari Xigmatek BiFrost ini mengagumkan. Semua dikemas dengan paket penjualan yang menarik dan harganya yang murah (mengutip komentar rekan kami Alva saat menguji HSF VGA ini: “Murah, Meriah, Mak nyoss”).
Singkat kata, jika karena suatu alasan Anda berencana untuk mengganti HSF VGA Anda, Xigmatek BiFrost bisa dijadikan pilihan. Sampai jumpa di review HSF kami selanjutnya, hanya di Jaga tReview!