GTA V Performance Test – Integrated Graphics (IGP) Part 1: AMD APU A8-6600K

Setelah beberapa hari menguji Grand Theft Auto V (GTA V), sudah terbukti bahwa game fenomenal tersebut masih sanggup dimainkan dengan spesifikasi PC yang rendah. Kami sudah menguji game tersebut dengan quad-core lawas berumur 7 tahun, hingga ke prosesor dual-core modern yang harusnya tidak memenuhi spesifikasi minimum, dan game tersebut masih memberikan tingkat framerate yang cukup acceptable.
Sekarang, kami akan menguji game tersebut pada platform dengan kartu grafis terintegrasi (IGP)!
Pilihan platform: AMD APU A8-6600K + Chipset A68H

APU (Accelerated processing unit) dari AMD umumnya memiliki kemampuan baik untuk kelas harganya. Di pengujian ini, kami menggunakan APU A8-6600K (pernah kami review di sini) yang memiliki prosesor 4 Core berbasis arsitektur Piledriver 32nm dengan clockspeed 3.9Ghz (4.2Ghz Turbo Maks.), dan sebuah grafis terintegrasi Radeon HD 8570D (VLIW4, 256 Radeon Cores). Mengingat harga APU ini ada di angka USD 90-an, prosesor tersebut memiliki perbandingan harga vs performa yang menarik. Prosesornya cukup capable, dan IGP-nya juga cukup bertenaga.
Pada artikel kami sebelumnya, kami membahas mengenai cara singkat untuk mengetahui apakah sistem anda kuat untuk menjalankan GTA V dengan cara melakukan benchmarking. Apakah APU ini memiliki kemampuan untuk menjalankan game GTA V? Mari kita benchmark:
*klik untuk memperbesar*


Ya, dengan skor Cinebench R11.5 3.37 poin dan skor 3DMark Cloud Gate Graphics 6400-an, APU A8-6600K memenuhi rekomendasi skor kami dengan mudah (meski kemampuan GPU-nya agak ‘pas’).
Spesifikasi Testbed
Untuk menjaga total harga sistem cukup murah, APU A8-6600K ini akan kami sandingkan dengan motherboard berchipset A68H, lalu memorinya juga menggunakan RAM DDR3-1600 kelas value berkapasitas 8 GB untuk mencegah berbagai masalah yang terjadi saat RAM 4 GB digunakan. Hal itu juga dilakukan agar kami bisa menggunakan shared memory sebesar 2GB untuk IGP.
Berikut spesifikasi testbed lengkap kami untuk pengujian APU:
- Prosesor: AMD A8-6600K
- Motherboard: MSI A68HM-E33
- RAM: Team Elite 2x4GB DDR3-1600C11 (Total 8GB)
- VGA: Integrated(setting 2GB Shared), Radeon HD 8570D
- HDD: Seagate 7200.12 500GB SATA
- PSU: FSP Hexa 400W
- OS: Windows 8.1 x64
- GPU Driver: AMD Catalyst 15.4
Ruang Lingkup dan Metode Pengujian
Di sistem ini kami akan melakukan performance test dengan 2(dua) skenario, yakni:
1) Skenario Setting ‘rata kiri’, DX10, 720p, FXAA
2) Mencari skenario untuk mendapat kualitas visual yang baik, dengan setidaknya menjaga FPS rata-rata di angka 27-30 FPS.
Seperti biasa,Pengujian gaming dilakukan pada dengan tool FRAPS untuk meng-capture average framerate(FPS) dan juga mengukur worst 1% frametime dengan tool FRAFS Bench Viewer.
Berikut ini sedikit penjelasan tambahan mengenai FPS/frametime:
FPS – tidak cukup untuk memberikan penilaian!
Ada beberapa game yang memiliki variasi framerate cukup tinggi yang tidak bisa terdeteksi oleh bagian FPS dalam FRAPS. Kejadian ini membuat kami merasa bahwa data FPS saja tidak cukup , lalu kami memutuskan untuk melihat data Frametime log dari FRAPS. Jika Frame per second adalah banyaknya frame yang bisa dirender dalam waktu satu detik, maka Frametime adalah waktu dimana 1(satu) frame akan di-render oleh sistem(biasanya dalam satuan milliseconds/ms). Selama ini kami menggunakan FPS(Frame per second) sebagai unit pengukuran untuk mempermudah perbandingan, namun adakalanya pengukuran frametime ini bisa lebih penting, karena bisa memberi kami data untuk melihat seberapa jauh variance/perbedaan dari waktu render masing-masing frame.
Tentunya, waktu render yang jauh berbeda, misal Frame pertama dirender pada 16.7ms, lalu frame kedua pada 40ms, lalu frame ketiga pada 16.7ms, akan membuat kita merasa adanya ‘stuttering’ dalam game.
Sebagai perbandingan, inilah konversi FPS ke Frametime:
(dengan rumus FPS = 1000 / Frametime, frametime dalam satuan ms. Berlaku sebaliknya, Frametime = 1000/FPS )
- 120 FPS = 8.3 ms (1000/120 = 8.3)
- 60 FPS = 16.7 ms (1000/60 = 16.7)
- 30 fps = 33.3 ms (1000/30 = 33.3)
- 20 fps = 50 ms (1000/20 = 50)
Ini berarti makin KECIL frametime, makin BESAR FPS-nya, dan berlaku sebaliknya. Selama ini kadang kita sulit melihat efek stutter dalam graph FPS, namun graph frametime akan memudahkan hal tersebut.
FRAFS Bench Viewer – Melihat Worst 1% Frametime (1% Min FPS)
Setelah menganalisa lebih lanjut, kami menemukan bahwa ada juga cara lain untuk menentukan apakah sebuah sistem PC mengalami ‘stutter’ yang parah atau tidak. Salah satunya adalah dengan menganalisa frametime log dari FRAPS menggunakan FRAFS Bench Viewer. Tool sederhana ini dapat menghitung secara otomatis bagian 1% frame yang ‘terburuk’ dari sebuah sistem.
Anda bisa melihat contohnya dibawah ini:

Data diatas adalah frametime yang sudah diurutkan, dari yang terbaik(paling kiri), hingga yang terburuk(paling kanan). Gampangnya, bagian paling kiri adalah frametime terendah(FPS Maksimum), sedangkan bagian paling kanan adalah frametime tertinggi(FPS Minimum). Bagian garis merah yang kami gambar diatas menggambarkan nilai 1% frametime terburuk dari seluruh frametime yang ada. FRAFS bench viewer menamakan ini sebagai ‘1% Time’.
Nah, sekarang pertanyaannya, mengapa kami tidak lantas mengambil nilai FPS minimum saja, dan repot-repot mencari nilai 1% yang terburuk? Jawabnya adalah: Minimum FPS kadang tidak bisa menjadi acuan karena seringkali dipengaruhi aspek2 lain, seperti storage access, driver error, dan lain sebagainya. Mencari nilai 1% frametime terburuk(1% worst fps atau 1% min FPS) dari seluruh data biasanya lebih sering memberikan nilai yang lebih akurat untuk menggambarkan ‘stuttering‘ yang terjadi pada sebuah sistem.
Catatan tambahan: 1% worst frametime atau 1% Min FPS ini memiliki nama lain ’99th Percentile Frametime’.
Mari saksikan pengujian lengkap di halaman berikutnya!