Analisis & Review AMD Ryzen 9 5980HS (di ASUS ROG FLOW X13)
Kesimpulan
Pengujian ASUS ROG FLOW X13 yang berlangsung selama seminggu terakhir akhirnya selesai juga.
Berikut ini kesimpulan-nya :
Prosesor – Resmi Menjadi Prosesor Mobile Terkencang di JagatReview sampai saat artikel ini rilis
Tidak berlebihan untuk menyebut prosesor AMD Ryzen 9 5980HS pada ROG FLOW X13 sebagai salah satu prosesor mobile dengan performa dan performance per watt paling tinggi saat ini, bahkan saat pengujian ini berlangsung, Ryzen 5980HS resmi mencatatkan skor benchmark Cinebench R15 tercepat kelas mobile (karena kami belum menguji Ryzen Mobile HX-series :p).
Armoury Crate – Turbo & Manual Mode
Meskipun Ryzen 9 5980HS sudah sebegitu kencang, tool seperti Armoury Crate masih bisa membuat prosesor ini LEBIH kencang lagi dengan memberikan profil TURBO, atau bahkan mengizinkan User-nya mengubah / fine-tuning power setting pada notebook ini. Mencapai skor 2100-poin pada Cinebench R15 merupakan sebuah pencapaian luar biasa pada notebook 2-in1!
Secara spesifik, setting power pada mode Manual ini akan mengubah batas STAPM (Skin Temperature Aware Power Management) pada prosesor & notebook-nya.
Fast Charge
Dengan charge rate maksimal pada 60W, notebook ini bisa menyelesaikan 55% pengisian baterai hanya dengan 30 menit charging. Ini akan memudahkan pengguna, dimana mereka cukup mengalokasikan waktu 30 menit untuk charging dan bisa mendapat setidaknya waktu pemakaian ringan 3-jam-an.
GeForce GTX 1650 Max-Q – Tidak terlalu Powerful, tapi tidak banyak Opsi lain
Bagi sebuah laptop gaming, GTX 1650 Max-Q bukan opsi paling powerful yang bisa didapatkan sekarang, namun kelihatannya GPU ini mungkin jadi pilihan terbaik bagi ROG FLOW X13 karena power & thermal output yang relatif rendah untuk ditangani cooling kelas notebook 2-in-1 tipis, dan performa GTX 1650 masih lebih tinggi dibanding GeForce MX-series GPU.Sebagai tambahan, berbagai aplikasi yang memanfaatkan CUDA tentunya bisa memanfaatkan GPU ini, seperti Adobe Premiere / Media Encoder CC 2020 yang kami uji.
(Bagi yang membutuhkan GPU processing power lebih, tentunya bisa memanfaatkan opsi eGPU pada notebook ini yang menyediakan opsi RTX 3080 Mobile)
Battery Life – Agak Kurang?
Dengan catatan waktu sekitar hampir 6 jam di video playback 1080p H264 kami, laptop ini bukan yang paling buruk di kelas-nya, namun juga nilai ini bisa jadi agak terlalu ‘pas’ bahkan cenderung kurang untuk pengguna laptop modern yang menginginkan battery life lebih.
Dari dokumentasi ASUS, satu hal yang kelihatan membuat battery life-nya rendah adalah 4K panel yang digunakan. Untungnya, ASUS akan menyediakan model layar Full HD, yang diklaim akan memberikan battery life lebih baik.
4K di 13.4″?
Layar 4K yang ada di unit ini memiliki akurasi warna yang baik untuk pekerjaan professional dengan DCI-P3 85%+, dan bahkan nampak datang dengan Color Profile (pre-calibrated) dari ASUS.
Namun keunggulan pixel density dari resolusi 4K akan sulit sekali ditemui pada screen sekecil 13.4“, dan sejauh mata kami memandang, satu hal yang mungkin beda di layar ini adalah text clarity, tapi kami tidak yakin ini worth it dengan trade-off battery life yang dikorbankannya. Dan juga kami akan sulit sekali memainkan game 4K pada GPU kelas GTX 1650 Max-Q bawaan-nya. Belum lagi nilai scaling hingga 300% yang harus digunakan pada Windows ini tidak selalu berjalan dengan baik pada semua aplikasi (membuat beberapa aplikasi terlihat sangat kecil).
Jadi, kalau kami harus memilih, kami akan memilih opsi panel Full HD untuk ROG FLOW X13.
Suhu – Plus dan Minus
Cukup jelas bahwa sebuah notebook 13″ dengan tebal 1.58cm akan memiliki limitasi dari segi cooling saat harus menghadapi prosesor 8-core 16-thread beperforma tinggi, setidaknya jika dibandingkan dengan notebook gaming yang lebih tebal. Meskipun demikian, nampak bahwa ASUS sudah mengeluarkan berbagai usaha untuk menekan suhu operasional notebook ini serendah mungkin, mulai dari desain heatpipe yang relatif besar, hingga penggunaan thermal ‘paste berupa liquid metal (Thermal Grizzly Conductonaut) untuk thermal conductivity terbaik yang bisa diberikan saat ini.
Seperti bisa dilihat, pada kondisi default dengan worst-case load berupa Cinebench R15 multi-core di bawah ini, suhu CPU-nya ada pada kisaran 80-an C (dengan ada di 89C pada peak).
Suhu ini relatif tinggi, walaupun saat kami mempertimbangkan bahwa perangkat ini memiliki keterbatasan space dalam meletakkan cooler, angka di atas masih masuk batas atas wajar. Untungnya, ada cara untuk mengoptimalkan cooling pada unit ini.
Cooling ‘Optimization ‘1 : Meletakkan Laptop Pada Mode Tent
Salah satu bagian Lubang exhaust ada yang posisinya tepat di depan layar, dan pastinya ini mengganggu pembuangan panas, serta membuat skin temperature bagian atas keyboard ini menjadi relatif tinggi.
Cara pertama untuk menurunkan suhu laptop ini untuk menangani worst-case load adalah meletakkannya pada mode Tent berikut ini :
Dengan mode tent, performa prosesor pada worst-case load akan lebih konsisten, dan suhunya juga lebih terjaga.
Seperti yang kami utarakan pada halaman sebelumnya, kami SANGAT menyarankan laptop ini diletakkan pada Mode Tent jika :
- Anda akan me-load laptop ini dengan pekerjaan CPU-intensive (8-core load) secara continuous
- Anda menggunakan mode TURBO / MANUAL 45W
Cooling ‘Optimization’ 2 : SILENT Mode
Bagaimana jika Anda hanya bisa bekerja pada posisi Laptop Mode? Maka solusi untuk suhu tinggi adalah menggunakan SILENT Mode.
Dengan Silent Mode, CPU Package power akan berkisar pada 25-35W di load intensif, dan suhu prosesor ini lebih mudah dihadapi oleh cooler-nya, seperti bisa dilihat di bawah ini:
Sampai jumpa di pengujian kami yang berikutnya!
Versi Video
Anda juga bisa menyaksikan versi video dari review ini pada link berikut :
Catatan Tambahan :
- Hingga saat Artikel dan Video Review rilis, belum ada informasi resmi seputar HARGA dan AVAILABILITY di Indonesia
- Di produk retail yang dijual di Indonesia, ROG FLOW X13 akan tersedia dalam paket bundle dengan EGPU, maupun standalone Non-EGPU(seperti yang kami uji ini)
- Akan tersedia versi ROG FLOW dengan panel Full HD.