Review Prosesor AMD RYZEN 7 1800X

Reading time:
March 2, 2017
RyzenLogo

 

Awal tahun 2017 ini merupakan momen yang ditunggu-tunggu bagi kalangan PC enthusiast, terutama penggemar prosesor AMD. Ya, inilah momen di mana AMD mengeluarkan prosesor next-gen high-performance mereka! Tentu saja, prosesor yang dimaksud tidak lain adalah AMD Ryzen.

AMD: 5 Tahun Terakhir

FX_Unlockeds

Melihat track record AMD beberapa tahun ke belakang, AMD merilis prosesor AMD FX-series dengan arsitektur ‘Bulldozer’ pada tahun 2011. Prosesor flagship mereka saat itu (FX-8150), dikenal sebagai prosesor yang memiliki jumlah core terbanyak untuk kelas desktop saat itu dengan mengusung 8 core.

Sayangnya, desain dari AMD tersebut memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya tidak terlalu popular, seperti:

  • Jumlah core banyak, tetapi performa per core rendah (a.k.a single-threaded performance)
  • Suhu kerja cukup tinggi
  • Konsumsi daya besar
  • Performa per clock (a.k.a IPC, Instruction per clock) relatif di bawah prosesor lain di eranya.

FX-8150 yang saat itu harus bersaing dengan Core i7-2600K ‘Sandy Bridge’, meski bisa mengejar di beberapa aplikasi/benchmark, mendapat ‘stigma’ buruk dari PC enthusiast yang melihat bahwa prosesor 8 core besutan AMD tersebut hanya memiliki performa sedikit di bawah solusi Intel yang ‘hanya’ memiliki 4 core, tetapi bisa memproses 8-thread dengan teknologi SMT (Simultaneous Multi-threading a.k.a HyperThreading).

BD_Core
1 Module Bulldozer dengan CMT(Clustered Multi-threading). Satu CMT module memiliki 2 buah integer unit (‘core’), dengan 1 unit Floating Point(FP) unit yang dishare dalam 1 CMT Module

Mengingat pada masa itu banyak aplikasi dan game yang kurang memanfaatkan jumlah core yang banyak, kelemahan dari desain AMD FX makin terlihat. Secara sederhana, sebuah ‘core’ prosesor harusnya memiliki satu set integer unit, dan satu set floating-point unit. Bulldozer memiliki rancangan yang berbeda, di mana mereka memiliki sebuah ‘CMT module‘ yang berisikan 2 integer unit(‘core’), dan 1 floating-point unit yang dishare dalam satu CMT Module. Hal ini membuat AMD menggunakan empat modul untuk mendapatkan konfigurasi 8 ‘core’. Sayangnya, dengan desain seperti ini, FX memiliki integer performance yang lumayan baik saat semua ‘core’ di-load, tetapi performa floating point-nya relatif rendah.

AMD FX 9590 cpu 5016
AMD FX-9590: AMD FX terkencang dengan 5 Ghz out-of-the-box

Desain ini sendiri pernah dicoba untuk diperbaiki pada FX-8350 ‘Vishera’ dengan arsitektur bernama ‘PileDriver’. Namun, performanya masih belum begitu bersaing dengan Intel ‘Ivy Bridge’ yang jadi lawannya dari era yang sama. Berikutnya, ditemukan bahwa desain AMD FX ini akan bekerja optimal dan membuatnya lebih kompetitif dengan berbagai prosesor di masanya pada clockspeed tinggi. Namun, untuk mencapai clockspeed tinggi tersebut konsumsi daya yang besar menjadi akibatnya. AMD FX-9590 dikenal sebagai prosesor FX beperforma tertinggi dari AMD sejak tahun 2013, dengan clockspeed 5 Ghz out-of-the-box. Sayangnya, prosesor dengan TDP 220 W tersebut terlupakan karena konsumsi dayanya yang masif, terkenal menyiksa regulator daya di motherboard, dan juga lebih banyak prosesor lain lebih efisien darinya, seperti Intel ‘Haswell’ yang keluar di tahun yang sama dengan FX-9590.

KAVERI

Sejak 2012-2013, AMD tidak memperbarui lini FX dan platform AM3+ nya dengan prosesor berarsitektur baru. Pada tahun berikutnya, mereka memang sempat mengeluarkan 2 buah revisi arsitektur, yakni ‘Steamroller‘ dan ‘Excavator‘. Sayangnya kedua arsitektur ini tidak dirilis untuk PC beperforma tinggi, melainkan didesain untuk menjadi sebuah APU (Accelerated Processing Unit), yang merupakan CPU dengan GPU terintegrasi yang kencang. CPU Steamroller 4 core digunakan untuk AMD APU ‘Kaveri’ dan Athlon X4 desktop, sedangkan CPU Excavator 4 core digunakan untuk APU Carrizo dan Bristol Ridge yang dirilis hanya untuk notebook.

AMD FX, satu-satunya solusi high-performance dari AMD, ditawarkan dengan harga yang makin murah setiap tahun, dan platform ini menarik bagi pengguna yang mengincar performa multi-core yang baik dengan harga terjangkau (untuk game berbasis API DX12 yang memanfaatkan multi-core misalnya). Namun, bisa ditebak, akhirnya lebih banyak yang memilih solusi prosesor Intel karena efisiensi daya dan performa lebih baik.

Baru pada tahun 2017, bertahun-tahun setelah AMD FX, akhirnya AMD memiliki jawaban untuk menghadapi Intel pada segmen high-performance CPU, dengan arsitektur bernama ‘Zen’. Prosesor-nya sendiri disebut sebagai AMD Ryzen.

 

Ryzen 7 1800X Review Kit: Akhirnya Tiba!

Ryzen7_1800X_05

Di sebuah ajang bernama AMD Ryzen Tech Day yang diselenggarakan di San Francisco, 21 Februari 2017 lalu, AMD menyatakan bahwa CPU Ryzen mereka sudah siap rilis. Mereka juga memberikan sebuah sample review kit kepada reviewer yang mendapat kehormatan untuk diundang ke ajang tersebut. (Yaaaaaaay!)

Ryzen7_1800X_02

Tidak seperti biasanya di mana review kit hanya berisi prosesor, kali ini AMD ingin memastikan bahwa semua reviewer-nya mendapat sistem yang sudah dipastikan untuk berjalan dengan optimal. Jadi, mereka juga menyertakan motherboard dan RAM DDR4 kit, serta HSF third party di dalam review kit tersebut. Seri prosesor Ryzen yang pertama kali dirilis adalah Ryzen 7, yakni lini high-end yang memiliki konfigurasi 8-core 16-thread.

Review kit yang kami terima berisi komponen:

  • AMD Ryzen 7 1800X (retail version)
  • Motherboard Gigabyte Aorus AX370-Gaming 5
  • RAM Corsair Vengeance DDR4-3000 CL15 2x8GB
  • Cooler Noctua NH-U12S SE-AM4 (+NF-F12 IndustrialPPC-2000 PWM Fan)

Gallery

Press Kit Box

Ryzen7_1800X_04 Ryzen7_1800X_03

CPU

Ryzen7_1800X_12 Ryzen7_1800X_13 Ryzen7_1800X_09

 

Motherboard

GBT_X370_AORUSGaming5png
*klik untuk memperbesar*

 

RAM

Ryzen7_1800X_06
“AMD is Back with Vengeance, Corsair Vengeance”

 

HSF

Ryzen7_1800X_07 Ryzen7_1800X_08 Ryzen7_1800X_14

Setelah penantian yang panjang, mari kita uji prosesor yang menentukan masa depan AMD dalam beberapa tahun ke depan ini!

Share
Load Comments

Gadget

July 10, 2025 - 0

Fossil Hadirkan Dua Jam Tangan Kolaborasi Marvel Fantastic Four

Fossil mengumumkan hadrinya dua jam tangan eksklusif hasil kolaborasi Marvel…
June 18, 2025 - 0

Review “Singkat” Samsung Galaxy S25 Edge: Smartphone Pemicu Pro-Kontra! Sebaik/Seburuk Itu?

Ini hape yang memicu Pro-kontra.  Banyak orang, bahkan kami pun…
June 17, 2025 - 0

Review Amazfit Active 2 Square: Smartwatch “Kotak” yang Klasik, Canggih, dan Baterai Awet!

Kalian sedang cari smartwatch bentuk kotak yang canggih, baterai irit,…
June 17, 2025 - 0

Review Huawei nova 13 Pro: Kamera Selfie Terbaik, Desain Keren!

Huawei nova akhirnya balik lagi ke Indonesia! Ini adalah smartphone…

Laptop

September 29, 2025 - 0

Podcast: Apa Hebatnya Laptop AI? Buka-Bukaan dengan ASUS!

Belakangan ini kata “Laptop AI” semakin sering kedengaran. Biasanya ini…
September 24, 2025 - 0

Review ASUS Gaming V16 (V3607VM) 2025: Kombo Kencang-Terjangkau Buat Main Game dan Kerja

  Jujur deh ASUS, kalian bikin Laptop Gaming atau Laptop…
September 19, 2025 - 0

Review Lenovo Legion 5 (15AKP10): Laptop Gaming Performa Kencang Cocok Buat Kerja

Ini adalah Laptop Gaming Copilot+ PC pertama dari Lenovo! Prosesornya…
September 14, 2025 - 0

Rekomendasi Laptop Gaming Rp 10-15 Juta 2025 (September)

Untuk kebutuhan kerja yang berat, biasanya kita butuh laptop yang…

Gaming

September 30, 2025 - 0

Rumor: Game Lord of the Rings Baru Dikabarkan Dalam Pengembangan

Setelah cukup lama tidak digarap dengan baik, dikabarkan game baru…
September 30, 2025 - 0

Developer Escape from Tarkov Janjikan Tetap Dukung Game Setelah 1.0 Rilis

Peralihan Escape from Tarkov dari early access ke full release…
September 30, 2025 - 0

Rumor: Harga ROG Raikiri II Xbox Controller Diklaim Lebih Dari $150

ROG Raikiri II Xbox Controller yang kompatibel dengan handheld console…
September 30, 2025 - 0

Lebih Dari 50% Developer Jepang Gunakan AI Untuk Membuat Game

Penggunaan bantuan AI ternyata menjadi hal lumrah untuk developer game…