Review Tiga Keyboard Mechanical Switch dari Cherry
Pengalaman Penggunaan
Sebelum membahas pengalaman menggunakan masing-masing keyboard, kami akan membahas dulu aplikasi pendukung penggunaan keyboard Cherry, yaitu Cherry Utility Software dan Cherry Assistant. Di Cherry Utility Software, kita bisa mengganti tata cahaya untuk keyboard dengan backlight RGB. Ada beberapa preset tata cahaya yang sudah tersedia. Namun, bila dibutuhkan, preset custom juga bisa dibuat untuk menyesuaikan nyala RGB per tombol sesuai keinginan kita.
Fitur untuk mengganti fungsi dari tombol yang ada di keyboard juga tersedia, jadi kita bisa membuat tombol tertentu bukan lagi menjalankan fungsi standarnya, tapi diubah ke macro/penekanan set tombol dengan urutan dan jeda tertentu sesuai yang diprogram pengguna, atau fungsi lain yang bisa dipilih. Ada juga opsi pengaturan seperti untuk polling rate.
Sementara untuk Cherry Assistant, fungsinya adalah sebagai overlay yang bisa terus berada di atas game atau aplikasi yang terbuka. Kita bisa mengakses beberapa shortcut ke aplikasi yang sering kita buka dari overlay ini. Setelah mencoba aplikasi ini selama beberapa waktu, kami belum merasakan bahwa aplikasi ini akan banyak membantu. Namun, mungkin memang ada yang membutuhkan overlay semacam ini dan memang akan merasa terbantu dengan hadirnya shortcut di overlay ini, sehingga Cherry menyediakan aplikasi overlay semacam ini.
Cherry G80-3000 S TKL
Keyboard pertama yang kami coba adalah Cherry G80-3000 S TKL, yang merupakan keyboard paling murah dari yang kali ini hadir ke Jagat Review. Varian yang hadir kali ini adalah yang berwarna putih, tanpa backlight, dengan switch Cherry MX Brown. Kami tidak akan membahas lagi feel dari penggunaan switch-nya, karena seharusnya penjelasan sebelumnya sudah bisa memberikan gambaran.
Tingkat kemiringan keyboard ini, bagi kami terasa pas, tidak membuat pergelangan tangan tidak nyaman sekalipun saat menggunakannya mengetik script video yang panjang. Ada bagian yang bisa dibuka di bawah keyboard bagi yang merasa butuh posisi keyboard lebih miring lagi. Spacing antar tombol mirip dengan kebanyakan keyboard, jadi untuk bagian ini kita seharusnya tidak butuh waktu adaptasi.
Sementara untuk desain TKL yang diusungnya, sebagian anggota tim kami ada yang tidak bermasalah dengan tidak adanya numpad, tetapi ada juga yang merasa butuh numpad, jadi hal ini harus kalian perhatikan ya, sesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan masing-masing. Terakhir, untuk backlight, saat digunakan di ruangan yang cukup terang, penanda tombol di keyboard dapat terbaca dengan mudah, sehingga tidak adanya backlight menurut kami tidak mengganggu, sekalipun warna tombol di keyboard ini putih. Namun, ketika digunakan di ruangan yang relatif gelap, mungkin varian dengan backlight akan membantu.
Cherry MX Board 3.0 S
Beralih ke keyboard berikutnya, Cherry MX Board 3.0 S, di mana varian yang hadir adalah dengan warna pink, backlight RGB, serta switch Cherry MX Blue. Satu hal yang langsung kami rasakan saat pertama menggunakan keyboard ini, tombol-tombolnya sangat rapat! Spacing antar tombol memang terbilang standar, tapi yang membuatnya terlihat rapat adalah tidak ada celah antara tombol huruf dan angka ke tombol fungsi di atas serta tombol navigasi di kanan. Tombol navigasi pun juga langsung merapat ke numpad. Hal ini, di awal penggunaan, membuat kami beberapa kali salah menekan tombol. Namun, setelah beberapa saat, kami mulai terbiasa dan frekuensi kesalahan jadi sangat sedikit sekali.
Terkait tingkat kemiringan, tidak ada mekanisme terintegrasi yang bisa membuat kita menambah kemiringan keyboard. Berdasarkan informasi dari Cherry, mounting feet untuk menambah kemiringan dijual terpisah, sepaket dengan palmrest-nya. Walaupun begitu, kemiringan standar keyboard ini juga terbilang pas, tidak membuat tangan mudah lelah saat menggunakan keyboard ini. Konstruksi keyboard ini juga terasa kokoh, tidak terasa mudah bergerak atau bergeser saat digunakan.
Backlight RGB yang ditawarkan terbilang cukup terang, bahkan efeknya tetap mudah terlihat sekalipun berada di ruangan yang terang. Selain melalui aplikasi, kita juga bisa mengatur tata pencahayaan dan tingkat brightness dari backlight RGB dengan menekan shortcut di keyboard.
Cherry MX 10.0
Terakhir, untuk Cherry MX 10.0 dengan warna hitam dan switch Cherry MX LP Red, keyboard ini terbilang unik. Kami memang belum pernah mencoba keyboard dengan switch Cherry MX LP Series sebelumnya. Begitu mencoba keyboard ini untuk pertama kali, feel tombolnya memang terasa serupa dengan Cherry MX Red, tetapi dengan travel distance yang lebih pendek, dan ini sempat membuat kami “kaget” di awal, karena terbiasa dengan travel distance dari switch Cherry MX standar. Namun, karena terasa nyaman, kami dengan cepat terbiasa dengan keyboard yang satu ini.
Jarak antar tombol relatif “normal”, tidak menyulitkan saat membiasakan diri menggunakannya untuk mengetik. Sementara untuk kemiringan, cenderung terasa landai untuk keyboard mekanik. Namun, ada mekanisme stand yang bisa digunakan untuk menambah tingkat kemiringan bila dibutuhkan. Hal yang menarik, sesuai nama automatic foldable mounting foot yang diberikan Cherry untuk stand-nya, saat keyboard ini diangkat, stand akan secara otomatis terlipat, menempel ke dasar keyboard. Walaupun tipis, konstruksi keyboard ini juga terbilang kokoh, sehingga tidak mudah bergeser saat digunakan.
RGB di keyboard ini terbilang serupa dengan yang ditawarkan di keyboard sebelumnya, Cherry MX Board 3.0 S. Namun, karena keyboard yang kami gunakan berwarna hitam, efek RGB-nya terlihat lebih jelas. Di keyboard ini, penggantian efek juga bisa dilakukan lewat aplikasi maupun shortcut.
Hal yang perlu diperhatikan, di ketiga keyboard Cherry yang kami coba ini, terdapat tombol dengan logo Cherry di antara tombol Esc dan F1. Secara standar, fungsinya saat ditekan dan ditahan selama 3-5 detik adalah untuk membuka Cherry Utility Software dan Cherry Assistant. Fungsinya memang bisa diubah sesuai kebutuhan, atau bahkan bisa juga tidak diberi fungsi sama sekali misalnya untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan di game-game tertentu yang membutuhkan kita menekan tombol fungsi. Namun, perlu dicatat, karena tombol ada di sana, bila belum terbiasa, bisa jadi kita tidak sengaja menekannya ketika ingin menekan tombol F1, yang memang cukup banyak digunakan di game seperti Dota 2. Solusinya, mungkin bisa coba melepas keycap di tombol ini bila memang dirasa kurang dibutuhkan.
- Spesifikasi Keyboard Cherry
- Varian Mechanical Switch Keyboard Cherry
- Pengalaman penggunaan
- Harga, Penutup